Translate

Selasa, 01 Oktober 2013

Analisis Laporan Keuangan - Analisis Perbandingan Laporan Keuangan


3.1   Analisis Time Series
Analisis Time Series adalah analisis terhadap data historis untuk melihat trend yang mungkin timbul.
·         Trend angka selanjutnya dianalisis guna mengetahui apa yang terjadi.
·         Trend perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan tren industri apakah sudah bergerak lebih baik dari trend industri.
Analisis Time Series juga merupakan rangkaian data yang diukur berdasarkan waktu dengan interval yang uniform.
Analisis deret waktu (time series analysis) merupakan metode yang mempelajari deret waktu, baik dari segi teori yang membawahinya maupun untuk membuat peramalan (prediksi). Prediksi deret waktu adalah penggunaan model untuk memprediksi nilai di waktu mendatang berdasar peristiwa yang telah terjadi (Wikipedia, 2008). Analisis data deret waktu pada dasarnya digunakan untuk melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Data-data yang dikumpulkan secara periodik berdasarkan urutan waktu, bisa dalam jam, hari, minggu, bulan, kuartal dan tahun, bisa dilakukan analisis menggunakan metode analisis data deret waktu. Analisis data deret waktu tidak hanya bisa dilakukan untuk satu variabel (Univariate) tetapi juga bisa untuk banyak variabel (Multivariate). Selain itu pada analisis data deret waktu bisa dilakukan peramalan data beberapa periode ke depan yang sangat membantu dalam menyusun perencanaan ke depan (Marbun, 2008).
3.2   Perbandingan Cross Section Cross-Sectional
Analisis membandingkan rasio keuangan yang berbeda-beda dari perusahaan secara bersama-sama. Para analis biasanya tertarik pada sebagus apa kinerja yang diperlihatkan oleh perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Seringkali perusahaan akan membandingkan nilai-nilai rasio-nya terhadap pesaing kunci atau kelompok pesaing yang berusaha menandinginya. Jenis analisis ini, yang disebut juga benchmarking, sangat populer digunakan.
Perbandingan Cross Section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yg sejenis Definisi industri sejenis yang dimaksud yakni:
1.    Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier contoh: standar klasifikasi industri listing di BEI.
2.  Kesamaan dari sisi permintaan Kriteria pengelompokan industri didasarkan atas produk yg dihasilkan. Contoh: misal kebutuhan komunikasi, penghasil komputer PC dengan mesin fax bisa bersaing. Kamera dengan HP.
3.  Kesamaan dalam atribut keuangan Saham-saham yg punya kesamaan atribut bisa dimasukkan dalam satu kelompok
3.3   Analisis Trend
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Analisis trend juga dapat diartikan sebagai analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase terterntu. Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika lebih dari tiga periode, akan mengalami kesulitan untuk menganalisanya lebih cepat. Data keuangan yang digunakan untuk mengadakan analisis trend dengan presentase adalah data yang paling awal. Kemudian data tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Artinya data paling awal dianggap sebagai tahun dasar sebagai awal perhitungan. Data awal tahun yang dianalisis dianggap data normal diantara tahun yang akan dianalisis
3.4   Analisis Common Size
Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
·         Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul.
·         Analisis common size perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan diupayakan untuk diperbaiki. Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporandengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar. Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan, juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga/diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur. Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ketahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan  secara pasti adanya perubahan dalam data absolut. Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalamhubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan. Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponenatau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkanatau menaikan mutu atau kualitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya
3.5   Isu dalam Analisis Perbandingan Analisis
Berdasarkan laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periode sebelumnya. Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu :
1. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan tersebut.
2. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan teesebut bergabung sejak dulu.
3. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal, perubahan dari LIFO menjadi FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut. Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun) Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan keuangan berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.
Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi Sumber lain yang menyebabakan data berbeda satu sama lain adalah penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalam batasan yang telah ditentukan prinsip akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif penggunaan metode atau prinsip akuntansi yang di pakai uuntuk pelaporan keuangan. Perbedaan Penanggalan Laporan Keuangan Meskipun kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desesmber sebagai akhir periode, tetapi ada pula perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain.pilihan ini semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis.
Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain. Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keungan perusahaan lain agar diperoleh interpretasi yang lebih baik. Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus memperhatikan faktor-faktor yang akan berpengaruh besar terhadap perilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan.contoh
1.   Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan. Kejadian semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu.
2.  Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time series. Rangkuman Dalam analisis perbandingan laporan keuangan, ada beberapa isu yang harus diperhatikan agar perbandingan bisa lebih konsisten.
1)     Laporan keuangan yang disesuaikan
2)    Perbedaan klasifikasi rekening
3)    Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi
4)    Perbedaan penanggalan laporan keuangan, dan
5)    Perbandingan dengna data historis dan perusahaan lain.
Tujuan penyesuaian ini dilakukan agar perbandingan menjadi lebih konsisten. Apabila tidak ada informasi yang cukup sehingga penyesuaian hanya bisa dilakukan dengan membuat asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian barangkali tidak perlu dilakukan.

Senin, 23 September 2013

Analisis Laporan Keuangan

2.1     Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Menurut Soemarso S.R (1996), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Angka-angka dalam laporan keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan analisis pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah menginterprestasikannya.

2.2     Tujuan dan Manfaat Analisis
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1.     Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertent, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode
2.    Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan
3.    Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki
4.    Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja uang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisis keuangan perusahaan saat ini
5.    Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
6.    Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai berikut:

1.     Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
2.    Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3.    Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau
masalah lain.
4.    Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain
5.    Understanding
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.

2.3     Metode dan Teknik Analisis
Ada beberapa jenis metode  yang dapat dilakukan, yakni: analisa internal, analisa eksternal, analisa horizontal, dan analisa vertical.
1.     Analisa Internal
Yaitu analisa yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisa demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Bagi seorang penganalisa intern, selain laporan-laporan keuangan yang diumumkan pada publik, juga tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud-maksud intern.
2.    Analisa Eksternal
Yaitu analisa yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisa demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. Bagi seorang penganalisa ekstern hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada publik yaitu neraca dan laporan laba-rugi. Karena terbatasnya data yang bisa didapatkan oleh penganalisa ekstern maka analisa tersebut tentu tidak bisa sedemikian mendalam seperti yang dilakukan oleh seorang penganalisa intern.
3.    Analisa Horisontal
Yaitu analisa perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan aatu kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini terdiri dari Comparative statements dan Index Number Series
4.    Analisa Vertikal
Yaitu analisa laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja           
Disamping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis-jenis teknis analis laporan keuangan. Adapun jenis-jenis teknis analisis laporan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.     Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode. Dari analisis ini akan diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikanatau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain :
a.    Angka-angka dalam rupiah
b.    Angka-angka dalam presentase
c.    Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah
d.    Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam presentase
2.    Analisis trend
Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yang naik, turun, atau tetapserta beberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam presentase
3.    Analisis presentase per komponen
Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu komponen laporan keuangan baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi
4.    Analisis sumber dan penggunaan dana
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode tertentu. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatub periode
5.    Analisis sumber dan penggunaan kas
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Selain itu juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu
6.    Analisis rasio
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos amntara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi
7.    Analisis kredit
Merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank
8.    Analisis laba kotor
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebutantara periode.
9.    Analisis titik pulang pokok atau titik impas
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakuksn dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menemtukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan

2.4     Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisis laporan keuangan harus memerhatikan keterbatasan laporan seperti berikut ini.
1.     Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini, karenannya akuntansi tidak hanya satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.    Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3.    Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
4.    Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternative dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset.
5.    Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. Batasan terhadap istilah dan jumlahnya agak kabur.
6.    Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilakan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Dalam keadaan lain disebutkan jika ada indikasi rugi maka harus dicatat tetapi jika ada indikasi laba tidak boleh dicatat. Sehingga ada holding gain yang tidak diungkapkan.
7.    Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8.    Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan. Namun bisa saja informasi kuantitatif dapat gambaran atau indikasi informasi kualitatif.
9.    Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan.