3.1 Analisis Time Series
Analisis Time Series adalah
analisis terhadap data historis untuk melihat trend yang mungkin timbul.
·
Trend angka selanjutnya dianalisis guna mengetahui apa yang
terjadi.
·
Trend perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan tren industri
apakah sudah bergerak lebih baik dari trend industri.
Analisis Time Series juga
merupakan rangkaian data yang diukur berdasarkan waktu dengan interval yang
uniform.
Analisis deret waktu (time series analysis) merupakan metode
yang mempelajari deret waktu, baik dari segi teori yang membawahinya maupun
untuk membuat peramalan (prediksi). Prediksi deret waktu adalah penggunaan
model untuk memprediksi nilai di waktu mendatang berdasar peristiwa yang telah
terjadi (Wikipedia, 2008). Analisis data deret waktu pada dasarnya digunakan
untuk melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Data-data
yang dikumpulkan secara periodik berdasarkan urutan waktu, bisa dalam jam,
hari, minggu, bulan, kuartal dan tahun, bisa dilakukan analisis menggunakan
metode analisis data deret waktu. Analisis data deret waktu tidak hanya bisa
dilakukan untuk satu variabel (Univariate)
tetapi juga bisa untuk banyak variabel (Multivariate).
Selain itu pada analisis data deret waktu bisa dilakukan peramalan data
beberapa periode ke depan yang sangat membantu dalam menyusun perencanaan ke
depan (Marbun, 2008).
3.2 Perbandingan Cross Section Cross-Sectional
Analisis membandingkan rasio
keuangan yang berbeda-beda dari perusahaan secara bersama-sama. Para analis
biasanya tertarik pada sebagus apa kinerja yang diperlihatkan oleh perusahaan
jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Seringkali perusahaan
akan membandingkan nilai-nilai rasio-nya terhadap pesaing kunci atau kelompok
pesaing yang berusaha menandinginya. Jenis analisis ini, yang disebut juga benchmarking, sangat populer digunakan.
Perbandingan Cross Section adalah perbandingan data
keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yg sejenis Definisi
industri sejenis yang dimaksud yakni:
1. Kesamaan dalam jenis bahan
baku atau supplier contoh: standar klasifikasi industri listing di BEI.
2. Kesamaan dari sisi permintaan
Kriteria pengelompokan industri didasarkan atas produk yg dihasilkan. Contoh:
misal kebutuhan komunikasi, penghasil komputer PC dengan mesin fax bisa
bersaing. Kamera dengan HP.
3. Kesamaan dalam atribut
keuangan Saham-saham yg punya kesamaan atribut bisa dimasukkan dalam satu
kelompok
3.3 Analisis Trend
Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang
ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan
datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam
informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif
cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai
berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time
series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi
atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut
dikumpulkan. Analisis trend juga dapat diartikan sebagai analisis laporan
keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase terterntu. Dalam analisis
trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
horizontal atau dinamis. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode
yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan
karena jika lebih dari tiga periode, akan mengalami kesulitan untuk
menganalisanya lebih cepat. Data keuangan yang digunakan untuk mengadakan
analisis trend dengan presentase adalah data yang paling awal. Kemudian data
tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Artinya data paling awal
dianggap sebagai tahun dasar sebagai awal perhitungan. Data awal tahun yang
dianalisis dianggap data normal diantara tahun yang akan dianalisis
3.4 Analisis Common Size
Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan
untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun dengan cara
menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi
dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk
neraca).
·
Analisis common size
perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul.
·
Analisis common size
perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
Untuk kekuatan akan
diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan diupayakan untuk diperbaiki.
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva
yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari
laporandengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri
sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah
investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih
terlalu kecil (under investment),
dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun
terlalu besar. Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada
hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan
pada aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang
merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan, juga akan menunjukan seberapa
jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak
luar, karena dari itu juga dapat diduga/diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para
kreditur. Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan
prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara
horizontal dari tahun ketahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak
menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat
kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun
tidak menunjukan secara pasti adanya
perubahan dalam data absolut. Laporan dalam prosentase per komponen dalam
hubungannya dengan laporan rugi-laba menunjukan jumlah atau prosentase dari
penjualan netto atau net sales yang
diserap tiap -tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak
digunakan oleh perusahaan dalamhubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara
penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak
digunakan. Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponenatau pos dihitung
prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkanatau
menaikan mutu atau kualitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak
hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari
masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar
dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar,
komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya
3.5 Isu dalam Analisis Perbandingan
Analisis
Berdasarkan laporan keuangan
yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau
terhadap data pada periode-periode sebelumnya. Ada beberapa situasi dimana
perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu :
1. Jika perusahaan pada periode
sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan
dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang
diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan
tersebut.
2. Jika perusahaan bergabung
dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interests, maka laporan
keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru
seperti kalau kedua perusahaan teesebut bergabung sejak dulu.
3. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi
(misal, perubahan dari LIFO menjadi FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan
kembali laporan keuangan masa lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru
tersebut. Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun) Seringkali perusahaan melakukan
klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan keuangan berbeda satu sama
lain. Sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan melaporkan biaya depresiasi
dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke
harga pokok penjualan.
Perbedaan Prinsip-Prinsip
Akuntansi Sumber lain yang menyebabakan data berbeda satu sama lain adalah
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalam batasan yang telah
ditentukan prinsip akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif
penggunaan metode atau prinsip akuntansi yang di pakai uuntuk pelaporan
keuangan. Perbedaan Penanggalan Laporan Keuangan Meskipun kebanyakan laporan
keuangan menggunakan Desesmber sebagai akhir periode, tetapi ada pula perusahaan
yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain.pilihan ini semakin
populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus
musiman bisnis.
Perbandingan Dengan Data
Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain. Rasio-rasio atau data-data
keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan
data masa lalu dan juga dengan data keungan perusahaan lain agar diperoleh interpretasi
yang lebih baik. Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus
memperhatikan faktor-faktor yang akan berpengaruh besar terhadap perilaku data,
dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan.contoh
1. Perubahan lini produk yang
signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan. Kejadian
semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan akan mempengaruhi
analisis perbandingan dengan data masa lalu.
2. Perubahan prinsip dan metode
akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time series. Rangkuman Dalam
analisis perbandingan laporan keuangan, ada beberapa isu yang harus
diperhatikan agar perbandingan bisa lebih konsisten.
1) Laporan keuangan yang
disesuaikan
2) Perbedaan klasifikasi rekening
3) Perbedaan prinsip-prinsip
akuntansi
4) Perbedaan penanggalan laporan
keuangan, dan
5) Perbandingan dengna data
historis dan perusahaan lain.
Tujuan penyesuaian ini
dilakukan agar perbandingan menjadi lebih konsisten. Apabila tidak ada
informasi yang cukup sehingga penyesuaian hanya bisa dilakukan dengan membuat
asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian barangkali tidak perlu dilakukan.