AUDIT
2
SIKLUS
PENDAPATAN
SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan (revenue cycle)
perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran
barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan
yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang
dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan
publik yang menerima uang jasa (fee); bioskop, bank serta lembaga keuangan yang
menerima bunga dan deviden; serta sekolah local yang menarik pajak. Kebanyakan pembahasan dan
ilustrasi dalam bab ini didasarkan pada perusahaan barang dagang; akan tetapi,
banyak penjelasan yang dapat mudah diterapkan pada jenis perusahaan lainnya.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk
dalam siklus pendapatan adalah (1) penjualan kredit (penjualan yang dilakukan
derngan hutang), (2) penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai),
dan (30 penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga,
serta piutang tak tertagih [penyisipan dan pengapusan]. Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yang
diuraikan pada Gambar 1-1. Tiga akun ini, yaitu harga pokok
Gambar 1-1 Siklus Pendapatan
Transaksi
pendapatan
|
Debet
|
Kredit
|
Penjualan
Penerimaan
Retur Penjualan dan Pengurangan harga
Penyisihan untuk piutang tak tertagih
Pengapusan piutang tak tertagih
|
Piutang usaha
Harga pokok penjualan
Kas
Diskon Penjualan
Retur Penjualan dan
Pengurangan Harga
Beban piutang tak tertagih
Penyisihan untuk piutang tak
tertagih
|
Penjualan
Persediaan
Piutang Usaha
Piutang
Penyisihan untuk piutang tak
tertagih
Piutang
|
Penjualan (cost of goods sold), persediaan, dan kas, juga
dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainya.
A. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan
perolehan bukti kompeten yang memcukupi tentang setiap asersi laporan keuangan
yang signifikan saldo dan transaksi siklus pendapatan. Untuk mencapai setiap
tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan bebagai bagian dari
perencanaan audit dan metodologi pengujian audit, disamping itu aplikasi
metodologi ini untuk siklus pendapatan juga diarahkan pada tujuan audit
spesifikasi yang telah diberi nomor urut (C1,…EO2,…EO1,…V4,…dan seterusnya) dalam
Gambaran 1-2 seperti akan dijelaskan lebih lanjut nanti, pencapaian tujuan
audit atas.
Gambar 1-2 Tujuan Audit Spesifikasi Untuk Siklus Pendapatan
Kategori
Asersi
|
Kelompok
Transaksi
atau
Saldo
|
Tujuan
Audit Spesifikasi
|
Eksistensi atau kejadian kejadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian atau alokasi
Penyajian dan Pengungkapan
|
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
|
Catatan
transaksi penjualan menggambarkan barang-barang yang dikirmkan atau jasa-jasa
yang diberikan selama periode berjalan (EO1)
Catatan
transaksi penerimaan kas menggambarkan kas yang diterima selama periode
berjalan (EC2).
Catatan
penyesuaian penjualan selama periode berjalan menggambarkan diskon yang telah
diorientasi, retur dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih (EO3)
Piutang usaha menggambarkan jumlah tagihan kepada pelanggan
yang ada pada tanggal neraca (EO4).
Seluruh penjualan (C1), Penerimaan, Kas (C2), dan penyesuaian
penjualan (C3), yang dilakukan selama periode berjalan telah dicatat.
Piutang usah; termasuk seluruh klaim kepada pelanggan pada
tanggal neraca (C4)
Perusahaan mempunyai hak atas piutang (RO1) dan kas (RO2) yang
dihasilkan dari transaksi siklus pendapatan yang dicatat
Piutang usaha pada tanggal neraca menggambarkan klaim resmi
perusahaan kepada pelanggan untuk membayar (RO3)
Seluruh
penjualan (VA1) dan penerimaan kas (VA2) serta penyesuaian penjualan (VA3))
telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting secara tepat.
Piutang usaha menggambarkan klaim kotor perusahaan kepada
pelanggan pada tanggal neraca dan sesuai dengan jumlah pada buku pembantu
piutang usaha (VA4)
Penyisihan
untuk piutang tak tertagih menggambarkan estimasi yang layak atas perbedaan
antara piutang kotor dan nilai bersih yang dapat direalisasihkan (VA5)
Perincian penjualan (PD1), penerimaan kas (PD2), dan Penjualan
(PD3), mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi
serta pengungkapan yang terkait.
Piutang usaha (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan benar dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang tepat telah dibuat atas piutang usaha yang
telah disetujui atau digadaikan (PD5).
|
- PENGGUNAAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS INDUSTRI KLIEN UNTUK MENGEMBANGKANSTRATEGI AUDIT
a. Pemahaman Bisnis Dan Industri Klien
Auditor menggambarkan strategi audit berdasarkan resiko
salah satu saji yang material langkah pertama dalam menilai resiko itu adalah
memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien karena hal teersebut
juga dapat membantu auditor dalam:
·
Merngembangkan ekspektasi tentang
total pendapatan dengan memahami kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.
·
Mengembangkan ekspektisi tentang
marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan keunggulan
kompotitif (competitive advantage) klien dipasar5.
·
Mengembangkan ekspektasi tentang
piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-rata untuk klien dan
industri.
Disamping itu, proses menghasilkan pendapatan ini juga
memerlukan beberapa beban (seperti, harga pokok penjualan atau beban
penjualan), sehingga pemahaman mengenai mengenai siklus pendapatan dapat
membantu mengembangkan ekspektasi pengeluaran perusahaan yang berkaitan denagan
siklus tran saksi lainya dan menilai resiko bahwa laba yang mengandung salah
saji yang material belum diaudit.
Pembahasan berikut mengilustrasikan pentingnya pemahaman
tentang siklus pendapatan untuk lima perusahaan yang berbeda., perusahaan alat
rumah tangga memproduksi peralatan seperti pencuci, pengering, refrigator, atau
barang-barang rumah tangga lainnya. Perusahaan ini biasanya mendistribusikan
barang-barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya ke pelanggan akhir.
Proses penjualan dan penagihan merupakan siklus
transaksi yang material bagi perusahaan ini yang menghadapi resiko
nsignifikasi berkaitan dengan (1) kemampuan untuk menjual persediaan dengan
marjin kotor yang masuk akal, dan (2)
penagihan piutang. Perusahaan komputer elektronik memproduksi atau
merakit perangkat komputer yang berkisar dari komputer mainframe dan server
jaringan kerja hingga komputer PC (personal computer). Penjualan dan penagihan
merupakan siklus transaksi yang material bagi perusahaan komputer yang
menghadapi resiko signifikasi berkaitan dengan (1) pengakuan pendapatan, (2)
kemampuan untuk menjual persediaan pada marjin kotor yang masuk akal, dan (3)
penagihan piutang.
a) Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran voleme aktivitas sebenarnya
bagi setiap perusahaan. Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang
tinggi, dan total pendapatan merupakan
hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang sering kali digunakan
sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Pengetahuan
tentang bisnis dan industri klien merupakan hal yang penting dalam
mempertimbangkan signifikasi transaksi pewnyesuaian penjualan, diskon
penjualan, serta retur penjualan, dan pengurangan harga yang sangat bervariasi
dari satu industri dengan industri lainnya.
b) Resiko
Inhelen
Dalam menilai resiko inhelen pada asersi siklus
pendapatan, auditor harus mempertimbangkan factor pervaris (pervasive) yang
dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termaksud siklus pendapatan
serta factor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam siklus
pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk masalah sajikan
asersi siklus pendapatan, seperti:
a. Memaksakan
untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian
target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan atau norma industri yang
sebetulnya tidak terpenuhi karena factor-faktor seperti kondisi ekonomi global,
nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan
bersaing peruusahaan, atau buruknya manajemen.
b. Memeaksakan
untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu
rendah menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih (doubtful
account) dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang tinggi untuk
kebutuhan memenuhi akad (covenants) hutang.
Faktor-fakyor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam
asersi siklus pendapatan termasuk hal-hal berikut:
·
Volume penjualan, penerimaan kas, dan
transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi, hingga mengakibatkan
sejumlah kesalahan terjadi
·
Penentuan waktu dan jumlah pendapatan
yang akan diakui bertentangan dengan factor-faktor seperti standar akutansi
yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas perhitungan yang
tercangkup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.
·
Pada saat piutang difaktorkan dengan
tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang benar atas transaksi tersebut
sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.
·
Piutang mungkin salah
diklasifikasikan sebagai hutang lancar atau tidak lancar akibat kesulitan dalam
mengestimasi kemungkinan penagihanya ditahun mendatang atau sumber
peristiwa dimana penagihan bersifat
kontinjen.
·
Transaksi penerimaan kas menghasilkan
aktiva likuid yang rentah terhadap nisapropriasi
·
Transaksi penyesuaian penjualan
mungkin digunakan untuk menyembunyikan pencurian kas yang diterima dari
pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatata retur penjualan
fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.
Resiko prosedur analitis
Resiko prosedur analitis merupaan unsure resiko deteksi bahwa
prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur
analitis merupakan cara efektif dari segi biaya dan mengandalkan pada
pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien. Tahap pertama dalam
melakukan prosedur analitis adalah memproleh pemahaman mengenai total
pendapatan yang diberikan. (1) kapasitas klien, dan (2) pasar produk-produk
klien. Auditor harus memperoleh pemahaman mengenai Kapasitas Klien, yaitu
volume penjualan maksimum yang dapat dihasilkan jika fasilitas dan tenagan
kerja dimanfaatkan secara penuh dalam memproduksi dan mengirimkan barang atau
jasa. Auditor harus sensitive terhadap volume penjualan yang dicatata
perusahaan dari kapasitas yang ada, jumlah gilir kerja (shifts) yang
dioperasikan perusahaan, dan variasi musiman dalam industri ini. Jauh lebin
efektif untuk mengevaluasi total pendapatan terhadap ukuran aktivitas bisnis
dari pada membandingkan pendapatan periode berjalan dengan pendapatan tahun
sebelumya. Seringkali auditor akan menyesuaikan prosedur analitis dengan
industri klien yang membandingkan pendapatan dengan ukuran proses yang
menghasilkan pendapatan, sebagai contoh, auditor dapat mengevaluasi
kecendrungan berikut:
·
Pendapatan per jumlah jam tenaga
kerja pabrik, bagi perusahaan yang melaksanakan proses fanufaktur padat karya
(labor intensive)
·
Pendapatan dari aktiva pabrik dalam
perusahaan yang melakukan proses manufaktur padat (capital intensive)
·
Pendapatan per segi (square foot)
ruangan took eceran bagi grosir
·
Pendapatan yang dibandingkan dengan
tingkat hunian untuk industri seperti hotel atau penerbangan
· Iuran per murid (mahasiswa) untuk sekolah
Prosedur analitis l;ainnya yang dapat dinilai auditor dalam
siklus pendapatan mencangkup:
·
Perputaran penjualan, rasio penjualan
terhadap rata-rata total aktiva.
·
Kecendrungan dalam marjin kotor
dibandingkan dengan kecendrungan dalam pangsa pasar
·
Estimasi piutang usaha yang
memberikan pengetahuan tentang voleme penjualan perusahaan, harga, dan periose
penagihan histories.
·
Perbandingan piutang usaha dengan
piutang yang diestimasi dalam anggaran kas perusahaan
·
Beban piutang tak tertagih terhadap
penjualan kredit bersih
·
Beban piutang tak tertagih terhadap
piutang tak tertagih actual.
C. MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Dalam bagioan ini, kita akan membahas aplikabilitas empat
dari lima komponen pengadilan internal pada siklus pendapatan – lingkungan
pengadilan, penilaian resiko, informasi dan komunikasi (termasuk system
akuntansi), dan pemantauan (monitoring).
1.
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa factor yang dapat
mengurangi beberapa resiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan yang
telah dibahas sebelumya dalam bab ini. Disamping itu, factor-faktorini juga
dapat meningkatkan atau mengurangi keefektifan komponen pengendalian internal
lainnya dalam mengendalikan resiko salah saji pada asersi siklus pendapatan.
Faktor lingkungan pengendalian yang penting untuk mengurangi resiko pencurangan
pelaporan keuangan dengan menyajikan terlalu tinggi pendapatan dan piutang,
misalnya, adopsi manajemen serta ketaatan terhadapan standar integritas dan
nilai-nilai etika yang tinggi.
2.
Penilaian
Resiko
Penilaian resiko
manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah sama dengan penilaian inheren
oleh auditor eksternal. Uapaya yang cermat oleh sebagian manajemen untuk
mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang bekaitan dengan saldo dan transaksi
siklus pendapatan.
3.
Informasi
dan Komunikasi (system akuntansi)
Pemahaman atas system akuntansi pendapatan
memerlukan pengetahuan tentang bagaimana.
c. Penjualan
diawali
d. Barang
dan jasa diberikan
e. Piutang
dicatata
f. Kas
diterima
g. Penyesuaian
penjualan dilakukan, termasuk metode pemrosesan data serta dokumen penting dan
catatan yang digunakan.
4.
Pemantauan
(Monitoring)
Komponen ini harus memberikan menajemen umpan balik
tentang apakahpengendalian internal yang berkaitan dengan saldo dan transaksi
siklus pendapatan telah beroperasi seperti yang diharapkan. Auditor harus
memproses pemahaman tentang umpan balik ini dan apakah manajemen telah mengawali
setiap tindakan korektif berdasarkan informasi yang diterima dari aktivitas
pemantauan.
5.
Penilaian
Awal atas Resiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan
Pada saat auditor memproleh bukti tenyang keefektifan
operasi pengendalian internal yang berkaitan dengan prosedur untuk memperoleh
pemahaman, Auditor dalam kasus semacam itu, kepastian yang terbatas mungkin
diperoleh tentang keefektifan pengendalian yang terutama didasarkan atas
prosedur yang mencangkup pengajuan pertanyaan, observasi, dan beberapa inspeksi
atas bukti yang didokumentasikan. Banyak auditor akan menilai resiko
pengendalian untuk asersi tertentu secara sepintas dibawah atau diatas
maksimum.
AKTIVITAS PENGENDALIAN – TRANSAKSI PENJUALAN
Pesanan
penjualan dapat dilakukan secara over-the-counter, atau melalui telepon, surat,
representatif penjualan traveling (traveling sales representative), fax, atau
pertukaran data elektronika (electronika data interchage). Barang-barang dapat
diambil sendiri oleh pelanggan atau dikirimkan oleh penjual. Transaksi
penjualan ini biasanya dicatat dengan menggunakan system komputer yang dapat
memproses transaksi secara berurutan atau metode pemrosesan batch. Aktivitas
pengendalian selama transaksi penjualan berlangsung harus disesuaikan dengan
perubahan situasi. Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit
mempunyai system akuntasi yang terkomputerisasi (computerized accounting
system). Karenaitu, makalah ini berfokus pada bagimana manajemen
mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan menggunakan prosedur dengan
menggunakan prosedur pengendalian yang terperogram, Bahwa terdapat dua jenis
pengendalian dua jenis pengendalian dengan komputer:
·
Pengendalian umum yang berhubungan
dengan lingkungan komputer dan mempunyai pengaruh pervasive terhadap aplikasi
komputer.
·
Pengendalian aplikasi yang
berhubungan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti
siklus pengeluaran
DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM
Sejumlah
dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam penrosesan
transaksi penjualan kredit seringkali mencangkup hal –hal berikut:
·
Pesanan pelanggan. Pemintaan barang
dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari pelanggan, atau melalui
wiraniaga (salesperson)
·
Pesanan penjualan. Formuloir yang
menunjukan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya yang berkaitan dengan pesanan
pelanggan.
·
Dokumen pengiriman. Formulir yang
digunakan untuk menunjukan rincian dan tanggal setiap pengiriman.
·
Faktur penjualan. Formulir yang
menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan
tanggal penjualan.
·
Daftar harga yang diotorisasi. Daftar
atau file induk komputer yang berisi harga barang-barang yang diotorisasi yang
ditawarkan untuk dijual.
·
File transaksi penjualan. File
komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan.
·
Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari
transaksi penjualan yang telah diselesaikan
·
File induk pelanggan. File yang
berisi informasi tentang penririman dan penaghan pelanggan serta batas kredit
pelanggan
·
File induk piutang usaha. File yang
berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap pelanggan. File ini
berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu piutang usaha.
·
Laporan bulanan pelanggan. Laporan
yang dikirim setiap pelanggan yang menunjukan saldo awal, transaksi selama
bulan berjalan, dan saldo akhir.
FUNGSI – FUNGSI
Pemrosesan
transaksi pendapatan mencangkup fungsi-fungsi pendapatan berikut:
a.
Meprakarsipenjualan.
Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan
perusahaan lain, meliputi:
·
Penerimaan pesanan pelanggan
·
Persetujuan kredit
b. Pengiriman
Barang dan Jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi:
·
Pemenuhan pesanan penjualan
·
Pengiriman pesanan penjualan
c.
Pencatatan
penjualan . Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
·
Penagihan pelanggan
·
Pencatatan penjualan
Setiap
fungsi utama harus diberikan kepada individu atau departemen yang berbeda,
dengan melakukan pemisahan tugas yang memadai. Fungsi-fungsi, aktivitas
pengendalian yang berlaku, asersi yang relevan, dan tujuan audit spesifik akan
dijelaskan bagian berikut.
Meprakasai Penjualan
Pada
umumnya, memprakasai transaksi merupakan proses disetujuinya transaksi itu
dengan pihak ketiga yang independent. Banyak perusahaan besar memisahkan
subfungsi berikut, perusahaan yang dikelolah oleh pemiliknya (owner-managed
entities) dapat menggabungkan fungsi-fungsi ini dan mengoffset pemisahan tugas
yang ideal dengan kelalaian signifikan yang dilakukan oleh manager - pemilik.
Proses disetujuinya kredit trutama penting dalam konteks penjaminan bahwa
barang-barang yang dikirimkan telah dibayar secara tepat waktu.
Penerimaan Pesanan Pelanggan
Pesanan
penjualan dari pelanggan harus diterima hanya apabila sesuai dengan criteria
yang diotorisasi oleh manajemen. Kriteria tersebut biasanya memberikan
persetujuan khusus atas pesanan yang dilakukan oleh departemen pesanan
penjualan dengan menggunakan terminal komputer untuk menetukan bahwa pelanggan
tercantum dalam file induk pelanggan, dan biasanya memiliki batas kredit yang
telah disetujui.
Persetujuan Kredit
Persetujuan
kredit diberikan oleh department kreditv sesuai dengan keebijakan kredit
department dan batas kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan. Biasanya
komputer dapat diprogram penjualan yang diantisifasi, dengan batas kredit
pelanggan dalam file induk pelanggan yang disetujui. Pengecekan atas kredit
seluruh pelanggan baru harus selalu dilakukan, yang dapat mencangkup perolehan
laporan kredit dari lembaga pemberi peringkat seperti dun dan Branstreet. Persetujuan
kredit menunjukan apakah karyawan bagian kredit yang berwenang telah mengikuti
prosedur yang berlaku ketika menerima pelanggan baru dan mencata informasi
kredit tambahan ke file induk pioutang
usaha. Pengendalian atas persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi
resiko pencatatan setiap transaksi pendapatan pada jumlah yang melebihi jumlah
kas yang diharapkan akan direalisasi dari transaksi tersebut. Jadi, hal ini
berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi dari transaksi penjualan
(VA1). Tentu saja, ekspektasi terhadap dapat direalisasikan jumlah-jumlah
tersebut akan berubah sepanjang waktu, yang mengakibatkan diperlukannya suatu
penyisihan untuk piutang tak tertagih. Pengendalian atas persetujuan kredit
juga akan memungkinkan manajemen membuat estimasi yang lebih andal atas
besarnya penyisihan tang diperlukan tersebut. Dengan demikian, pengendalian ini
juga berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi untuk penyisihan piutang
tak tertagih (VA5)
Pengiriman barang atau jasa
Pengiriman
barang atau jasa merupakan peristiwa ekonomi yang menggambarkan pergantian /
perubahan (change) hak dan penetapan hak atas piutang.
Pemenuhan pemesanan penjualan
Kebijakan
perusahaan umumnya melarang mengeluarkan barang-barang dari gudang tanpa adanya
pesanan penjualan yang disetujui. Selanjutnya, komputer dapat diprogram untuk
mencocokcn item-item pada pesanan penjualan yang disetujui. Prosedur
pengendalian ini dirancang untuk menghindari pemindahan barang yang tidak
diotorisasi dari persediaan. Gudang penyimpanan dapat menerima salinan pesanan
penjualan yang telah disetujui secara elektronik sebagai otorisasi untuk
memenuhi pesanan dan mengeluarkan barang ke departemen pengiriman
Pengiriman Pesanan Penjualan
Pemisahan
tanggung jawabatas pengiriman barang dengan persetujuan dan pemenuhan pesanan
akan membantu mencegah petugas pengiriman melakukan pengiriman yang tidak
diotorisasi. Di samping itu, pengendalian manual yang penting juga mengharuskan
petugas pengiriman melakukan pengecekan independent untuk menentukan
a. Bahwa
barang yang diterima dari gudang disertai dengan otorisasi yang sesuai
b. Bahwa
pesanan telah dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan rincian
yang ada dalam pesanan penjualan) (EO1).
Pencatatan Penjualan
Proses
pencatatan penjualan meliputi penyiapan dan pengiriman faktur penjualan
bernomor urut ke pelanggan (penagihan pelanggan) serta pencatatan faktur
penjualan secara akurat dan dalam periode akuntansi yang benar (pencatatan
penjualan)
Penagihan Pelanggan (billing customers)
Perhatian
utama auditor mengenai penagihan adalah bahwa pelanggan telah ditagih
1. Untuk
seluruh penagihan
2. Hanya
pengiriman actual (tidak ada duplikat penagihan atau transaksi fiktif)
3. Pada
harga yang telah diotorisasi
4. pengendalian
yang dirancang untuk mengurangi resiko kelalaian, duplikasi, penetapan harga
yang tidak benar, dan jenis kesalahan lainnya dalam proses penagihan (yang
berhubungan dengan tujuan audit spesifik) mencangkup berikut ini:
·
Komputer mencocokan informasi pada
faktur penjualan dengan pesanan penjualan dan informasi pengiriman (EO1)
·
Komputer mencocokan harga jual dengan
daftar harga yang diotorisasi dan harga pada pesanan penjualan ketika
menyiapkan faktur penjualan (VA1)
Pencatatan Penjualan
Dalam
system yang terkomputrisasi, file transaksi penjualan dibuat dalam proses
penagihan digunakan untuk
1. Memperbaharui
(up date): piutang uasaha persediaan , dan file induk buku besar
2. Membuat
jurnal penjualan dan ikhtisat transaksi buku besar yang menunjukan pemostingan
kesetiap akun buku besar.
Pengendalian
atas pencatatan (dan yang berhubungan dengan audit spesifik) meliputi hal-hal
berikut:
·
Penjualan hanya dicatat berdasarkan
faktur penjualan dan dengan mencocokan dokumen pengiriman serta pesanan
penjualan yang membuktikan penjualan tersebut dan tanggal transaksi (EO1, R1,
VA1)
·
Akuntansi untuk
seluruh faktur penjualan bernomor urut (C1)
·
Mengulangi (run
– to – run) penjumlahan dengan mencocokan jumlah saldo akhir piutang, ditambah
penjualanyang telah diposting, dengan saldo akhir piutang (C1, EO1, VA1)
·
Melakukan
pengecekan yang independent secara periodic atas kesesuaian buku pembantu
piutang usaha atau file induk dengan akun pengendali buku besar (VA1).
Dua
pengendalian manual yang penting juga harus ditempatkan dalam system
pengendalian internal yang dirancang dengan baik.
·
Pengiriman laporan bulanan ke
pelanggan dengan instruksi untuk melaporkan setiap pengecualian yang ditunjukan
penyelia akuntansi yang tidak terlibat dalam pelaksanaan atau pencatatan
transaksi siklus pendapatan (seluruh tujuan siklus pendapatan)
·
Perusahaan harus menetapkan tingkat
review reguler yang tepat dan akuntabilitas eksekutif penjualan untuk
menganalisis penjualan menurut produk, devisi, wiraniga (saleaperson), atau
daerah, dan membandingkan dengan anggaran (seluruh tujuan transaksi penjualan)
System Lustratif Untuk Memproses Penjualan Kredit
Informasi
yang penting untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas pengendaliann
internal.
1. Fungsi-fungsi
kunci
2. Dokumtasi
jejak audit
3.
Laporan utama
yang dihasilkan oleh system
4. Program
serta file komputer yang tercangkup dalm
system akuntansi
Setiap
salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana
auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus
tersebut juga mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai
pencatatannya kedalam buku besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga
harus mendokumentasikan aktivitas atau prosedur pengendalian yang penting yang
mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis singkat yang mirip dengan
salah satu yang diikuti
Perolehan Pemahaman Dan Penilain Resiko Pengendalian
Auditor
harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit. Yaitu,
1.
Mengidentifikasi
jenis salah saji yang potensial
2.
Mempertimbangkan
factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
3.
Merancang
pengujian subtantif
Jika
auditor merencanakan untuk menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah
untuk asersi siklus pendapatan, mak dia biasanya akan:
·
Menguji keefektifan pengendalian umum
·
Menggunakan tekhnik audit berbantuan
komputer (CCATs) untuk mengevaluasi keefektifan pengendalian yang diprogram
·
Menguji keefektifan prosedur tindak
lanjut atas pengecualian yang ditunjukan oleh pengendalian terprogram
Sebagai
contoh, auditor dapat menggunakan dan menguji untuk menentukan apakah hasil
yang diharapkan tanpak pada laporan pengecualian ketika dia menyampaikan
·
Kode pelanggan yang hilang atau tidak
sah
·
Produk yang tidak sah
·
Pesanan yang
melebihi batas kredit pelanggan
·
Laporan
transaksi pengiriman dalam kuantitas yang berbeda dengan jumlah yang dipesan
(baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah )
·
Pesanan produk
yang tidak ada dalam persediaan
·
Huruf abjad yang
dimasukan ke dalam filed numering
·
Harga, nomor pemasok, atau informasi
lainnya pada faktur penjualan yang tidak cocok dengan informasi pada pesanan
penjualan
·
Kuantitas faktur yang tidak cocok
dengan kuantitas pada dokumen pengiriman
Auditor
juga dapat menggunkan perangkat lunak (software) audit atau program
utulitasuntuk meelakukan pengurutan cek dan mencetak daftar pemesanan
penjualan, dokumen pengiriman, atau faktur penjualan yang jumlahnya telah
hilang dalam file komputer yang dirumuskan.
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan Kas
Penerimaan
kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh, kas diterima dari
transaksi pendapatan, pinjaman janka pendek dan pinjaman jangka panjang, serta
aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit.
Dokumen dan Catatan Umum
Dokumen
dan catatan penting yang digunakan dalam pemerosesan penerimaan kas adalah
sebagai berikut:
·
Bukti penerimaan uang (remittance
advice). Dokumen yang dikirim kepelanggan bersama dengan faktur penjualan yang
kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran yang menunjukan nama pelanggan
serta nomor akun, aomor faktur, dan jumlah yang dibayar (misalnya, bagian
tagihan telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran)
·
Pendaftaran.
Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos
·
Lembar
perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan
dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register
kas
·
Ikhtisar kas
harian. Laporan yang menunjukan total penerimaan melalui kasir
(over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran
·
Slip deposit
yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang
menunjukan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian penerimaan
dalan setoran tersebut
·
File transaksi
penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan
yang diterima untuk pemerosesan, file ini digunakan untuk meperbaharui file
induk piutamh usaha.
·
Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang
berisi daftar penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan piutang usaha
Fungsi-fungsi
Fungsi
penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan
kredit, termasuk subfungsi berikut:
·
Menerima penerimaan kas
·
Menyetorkan kas ke bank
·
Mencatat penerimaan kas
·
Sebagaimana dalam kasus transaksi
penjualan kredit, pemisahan tugas untuk melakukan fungsi-fungsi ini merupakan
aktivitas pengendalianinternal yang penting. Fungsi-fungsi aktivitas
pengendalian yang berlaku dan asersi yang relevan serta tujuan audit spesifik
akan dijelaskan dalam bagian berikut
1.
MENERIMA
PENERIMAAN KAS
Resiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas
sebelum atau sesusah catatan penerimaan dibuat kinanpencurian kas sebelum atau
sesudah catatan penerimaan dibuat. Dengan demikian, prosedur pengendalian harus
memberikan kepastian yang layak bahwa dokumentasi penetapan tanggung telah
dibuat pada saat kas diterima dan bahwa kas telah disimpan ditempat yang aman.
Resiko kedua adalah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemrosesan
penerimaan berikut.
Penerimaan melalui kasir (over –the-counter receipts)
Untuk penerimaan melalui kasir, penggunaan register kas atau
terminal titik penjualan (point –of-sale-terminal) sangat diperluka. Alat ini
menyediakan:
·
Gambaran visual secara langsung untuk
pelanggan dengan jumlah penjualan tunai dan kas yang dilanjutkan
·
Kuitansi penerimaan yang dicetak atas
nama pelanggan dan catatan internal atas transaksi pada file komputer atau pita
register yang terkunci
·
Total pengendalian yang dicetak atas
penerimaan harian yang diproses pada alat tersebut.
Penerimaan Melalui Pos (MAIL RECEPIPTS)
Untuk
menimalkan kemungkinan pengalihan melalui pos, sebagaian besar perusahaan
meminta pelanggan untuk membayar dengan cek. Beberapa perusahaan yang memiliki
volume penerimaan melalui pos yang besar menggunakan system kotak pos (locksbox
system). Alat ini merupakan kotak surat (post office box) yang dikendalikan
oleh bank perusahaan
Menyetorkan Kas ke Bank
Pengendalian
fisik yang tepat atas kas mensyaratkan bahwa seluruh penerimaan kas disetorkan
secara utuhsetiap hari (deposited intact daily). Kata utuh berarti semua penerimaan harus disetorkan;
yaitu, pengeluaran kas tidak boleh dilakukan dengan penerimaan yang belum
disetorkan
Mencatat Penerimaan Kas
Fungsi
ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas secara over-the-counter dan
melalui pos serta posting penerimaan kas melalui pos keakun pelanggan. Untuk
menjamin bahwa hanya transaksi yang sah yang dimasukkan, akses fisik kecatatan
akuntasi atau terminal komputer yang digunakan untuk mencatat hal itu harus
dibatasi pada orang yang berwenang. Penerimaan secara over-the counter umumnya
dicatat dalam akuntansi umum berdasarkan ikhtiar kas harian yang diterima dari
kasir.
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:
·
Pemberitahuan potongan tunai
·
Pemberian retur penjualan dan
pengurangan harga
·
Penentuan piutang tak tertagih
Dalam
banyak perusahaan, jumlah dan nilai unag dari nilai transaksi ini tidaklah
material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang diakibatkan
oleh kesalahan dan pnyelewengan dalam pemrosesan transaksi ini perlu
dipertimbangkan. Perhatian utamanya tertuju pada kemungkinan pencatatan
transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan penyelewengan dalam
proses penerimaan kas. Misalnya, seorang karyawan dapat menggelapkan kas yang
diterima dari pelanggan dan menutupi penyelewengan yang dilakukannya dengan
menghapus akun pelanggan terhadap penyisihan piutang tak tertagih.
Auditor
melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti tentang keefektifan
perencanaan dan operasi system pengendalian internal perusahaan. Resiko inheren
yang berkaitan dengan transaksi penerimaan sak adalah tinggi akibat kemungkinan
penipuan oleh kayawan melalui pengalihan penerimaan kas. Jika prosedur analitis menunjukan kenaikan jumlah hari
piutang beredar, maka hal ini mungkin dapat menjelaskan pengalihan penerimaanh
kas itu. Akibat resiko inheren atas penggelapan kas, dan dampak transaksi
penerimaan kas terhadap piutang, auditor seringkali akan menguji prosedur
pengendalian yang berkaitan dengan penerimaan kas. Jika tujuan pengendalian
telah dicapai melalui prosedur pengendalian terprogram, maka auditor akan
merencanakan lingkup pengujian yang meliputi pengujian atas.
1. Pengendalian
umum dengan komputer
2. Pengendalian
aplikasi komputer
3. Keefektifan
prosedur tindak lanjut manual
Pengujian Substantif Atas Piutang Usaha
Piutang meliputi
jumlah yang harus dinbayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka,
wesel, serta pinjaman, dan bungga akrual atas salso semacam itu. Pertimbangan
yang akan kita berikan di sini ditunjukan pada piutang kotor dari para
pelanggan atas tran saksi penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun
kontrak, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih merupakan hal yang penting
untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit penjualan yang berkaitan.
SIKLUS
PENDAPATAN (LANJUTAN)
PENENTUAN RESIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN
Ingat kembali bahwa
untuk tingkat resiko audit tertentu, resiko pengujian rincian berhubungan
terbalik dengan penilaian tingkat resiko inheren, resiko prosedur analisi, dan
resiko pengendaliaan. Jadi, factor-faktor yang berkaitan dengan penilaian ini
harus dipertimbangkan dalam penetuan tingkat resiko pengujian rincian yang
dapat diterima untuk setiap asersi piutang usah. Penilaian resiko pengendalian
untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian resiko pengendalian
terkait untuk kelompok transaksi ini (penjualan kredit, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan yang mempengaruhi saldo piutang uasaha.
MERANCANG UJI SUBSTANTIF
Sebelum melakukan pengujian
substantive, auditor menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima. Penentuan
risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah memiliki pemahaman yang memadai
atas struktur pengendalian intern. Tingkat risiko deteksi yang diterima akan
menentukan lauasnya pengujian substantive yang akan dilakukan. Bila
auditor menentukan risiko deteksi yang rendah, auditor akan melakukan pengujian
substantive secara ekstensif untuk mencapai tingkat kepercayaan terhadap
laporan keuangan sesuai dengan yang diharapkan, demikian pula sebaliknya.
PROSEDUR AWAL
Titik awal untuk memenuhi setiap pengujian audit adalah
memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien. Prosedur awal yang
penting untuk memperivikasi piutang usaha dan akun penyelisihan terkait adalah
menelusuri saldo awal periode berjalan kesaldo akhir yang telah diaudit dalam
kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakuka). Selanjutnya, aktivitas
periode berjalan dalam akun pengendalian buku besar dan akun penyisihan terkait
harus direview untuk setiap ayat jurnal yang signifikasi, yang tidak biasa dari
segi sifat atau jumlah, yang memerlukan investigasi khusus. Sebagai contoh,
auditor harus menginvestigasi setiap piutang dan pendapatan yang belum
dibukukan dengan cara mencatat faktur penjualan dalam jurnal penjualan.
Selain itu, auditor juga dapat membuat neraca saldo
piutang usaha secara langsung dari file induk klien dengan menggunakan
bperangkat lunak audit.
PROSEDUR ANALITIS
Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah
mengembangkan ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha
dengan penjualan, dalam marjin kotor perusahaan.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan
selama pekerjaan interim (interim work) bersama dengan pengujian pengendalian
dalam bentuk pengujian bertujuan ganda.
Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung
File akan pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus
berisi dokumen seperti pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen
pengiriman, faktur penjualan, memorandum kredit.
Pengujian ini dapat dilaksanakan secra lebih ekstensiuf
apabila tingkat resiko deteksi yang berlaku yang akan dicapai adalah rendah,
atau untuk melengkapi prosedur konfirmasi apabila situasi tertentu terjadi.
Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests)
dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa (1) penjualan dan piutang
usaha telah dicatat dalam periode akuntansi dimana transaksi tersebut terjadi
dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan
telah dibuat dalam periode yang sama.
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff
test) adalah serupa dan terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa
retur yang dilakukan sebelum akhir tahun belum dicatat setelah akhir tahun,
Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas
Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff
test) dirancang untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas
telah dicatat dalam periode akuntansi yang tepat.
PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian
substantif untuk piutang usaha ini akan dibahas : konfirmasi piutang dan
prosedur tindak lanjut yang berkaitan serta prosedur untuk mengevaluasi
kecukupan penyisihan piutang tak tertagih.
Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunkasi tertulis
secara langsung antara pelanggan dan auditor.
Prosedur Audit Yang Berlaku Umum
Konfimasi piutang adalah prosedur sudit yang berlaku umum.
AU 330, proses konfimasi (SAS 67),
Menyatakan
ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan
audit, kecuali:
·
Piutang usaha bersifat tidak material
terhadap laporan keuangan
·
penggunaan konfirmasi akan menjadi
tidak efektif
Formulir Konfirmasi
Ada dua formulir permintaan
konfirmasi:
1. Konfirmasi
Positif
2. Konfirmasi
Negatif
Penentuan Waktu Dan Luas Permintaan Konfirnasi
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sample berhubungan
terbalik dengan setiap factor-faktorr berikut:
1. Tingkat
resiko deteksi yang dapat duterima untuk arsesi dimana bukti konfirmasi dipakai
2. Luas
dimana pengujian sudstantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat
resiko tersebut
3. Salah
saji piutang usaha yang dapat ditoleransi
Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi
Mengendalikan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini
berikut:
1. Memastikan
bahwa jumlah, nam, dan alamat pada konfirmasi telah sesuai dengan data akun
pelanggan
2. Menjaga
peyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan
3. Mewajibkan
pengiriman jawaban langsung ke auditor
Disposisi Pengecualian
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa
pengecualian (exeptions) yang tidak dapat dihindarkan. Pengacualian ini dapat
disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan (in transit) dari klien ke
pelanggan.
Prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab
Apbila tidak ada jawaban jawaban yang diterima atas permintaan
konfirmasi positif kedua atau ketiga dari pelanggan. Prosedur semacam ini dapat
diterima apabila dua kondisi berikut berlaku:
·
Tidak ada factor kualitatif yang
tidak bisa bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti yang tidak
diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
·
Tidak adanya jawaban, yang
diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi dan ditambahkan
kejumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak akan mempengaruhi
keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara material sudah benar
Memeriksa Penagihan Berikutnya
Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ketertagihan piutang
adalah penerimaan pembayaran dari pelanggan, sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan
audit, klien mungkin telah menerima pembayaran dari beberapa pelanggansebagai
pelunashutang pada tanggal konfirmasi.
Memvouching Faktur-faktur terbuka yang Berisi Saldo
Satu-satunya perbedaan adalah bahwa prosedur tersebut
dibatasi untuk itemitem yang mengandung saldo akun per tanggal dimana jawaban
konfirmasi tidak diterima dan bukan keseluruhan populasi piutang usaha.
Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi hasil
Ikhtiar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data
statistik mengenai:
·
Jumlah dan nilai dollar dan
konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima
·
Proporsi dari
total populasi yang dicakup oleh sample
Aplikabilitas asersi
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama
dalam memenuhi asersi eksistensi atau kejadian, akan tetapi jawaban atas
konfirmasi itu dapat mengungkapkan item-item yang telah dibayar sebelumnya atau
item-item yang tidak sesuai yang mempengaruhi penilaian yang tepat atas jumlah
yang terhutang.
Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih
·
Penggunaan perangkat lunak audit
tergeneralisasi untuk menjumlah secara vertical dan menjumlah kesamping neraca
saldo umur piutang usaha.
·
Pengevaluasian estimasi sebelumnya
atas piutang tak tertagih dengan pengalaman berikutnya dan melihat kembali
pengalaman sebelumya.
Perbandingan Penyajiaan Laporan dengan GAAP
Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian
laporan dan persyaratan pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umumnya (GAAP). Persyaratan ini meliputu identifikasi dan klasifikasi
yang tepat, serta pihak terkait lainnya
Jasa Bernilai Tambahan
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan
tolak ukur (benchmark) at6as kinerja purusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain, sebagai contoh auditor dapat membicarakan:
·
Perusahaan telah
secara efektif memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan penjualan berdasarkan
rasio penjualan terhadap total aktiva.
·
Piutang telah
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan penjualan, sehingga menghabiskan arus
kas.
Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan,
dia harus mengikhtisarkan masalah penting yang dapat menghambat kinerja jasa
bernilai tambahan. Auditor dapat merekomendasikan bahwa klien harus
mempertimbangkan untuk mendorong perputaran lebih cepat dengan diskon tunai,
auditor dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh tentang aspek-aspek lain
dari audit menetukan apakah utilisasi yang buruk atas total aktiva akan
meninbulkan masalah piutang. Dengan cara ini akuntan publik bersertifikat (CPA)
akan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama melakukan audit guna
membantu klien dalam mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki kinerja bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar