Translate

Kamis, 18 Juli 2013

Audit Siklus Produksi dan Personalia


AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA

6.1 MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahanbaku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan sertapengendalian produksi dan jenis-jenis dan kuantitas barang yang akandiproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta transaksidan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untukproduksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barangjadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi (manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini:
(1) siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaranberbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaranbiaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam penjualanbarang jadi.
Perencanaan audit siklus personalia
Siklus personalia suatu perusahaan meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan pemberian  kompensasi kepada pimpinan dan pegawai perusahaan. Jenis-jenis konpensasi meliputi gaji, upah, (per jam, per hari atau per unit pekerjaan), komisi,bonus, tunjangan, opsi membeli saham, berbagai kesejahterahaan (benefit) yang diberikan kepada pegawai (misalnya asuransi kesehatan). Kelompok transaksi utama  dalam siklus ini adalah transaksi-transaksi penggajian/ pengupahan. Siklus personalia berkaitan dengan dua siklus lain. Pembayaran kompensasi kepada karyawan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan yang dipotong perusahaan dari penghasilan  karyawan berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran.

6.2 TUJUAN AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Tujuan Audit Siklus Produksi
tujuan audit adalah sebagai berikut : (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldopersediaan serta harga pokok penjualan.

Tujuan Audit Spesifik Tertentu untuk Siklus Produksi
Kategori Asersi
Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi
Tujuan Audit atas Saldo Akun
Keberadaan atau Keterjadian
Transaksi pabrikasi yang dicatat menyajikan bahan, tenaga kerja, dan
overhead yang ditransfer ke produksi serta pemindahan produksi yang sudah selesai ke barang jadi selama periode berjalan (EO1).
Persediaan yang tercetak dalam neraca secara fisik ada (E02).
Harga pokok penjualari menunjukkan harga pokok barang yang dikirimkan (dijual) selama periode berjalan (E03).
Kelengkapan
Semua transaksi pabrikasi yang terjadi selama periode berjalan sudah dicatat (Cl).
Persediaan mencakup semua bahan, produk, dan perlengkapan yang ada di tangan pada tanggal neraca (C2).

Harga pokok penjualan mencakup dampak semua transaksi penjualan selama periode berjalan (C3).
Hak dan kewajiban
Entitas memegang hak atas persediaan yang berasal dan transaksi pabrikasi yang dicatat (ROl).
Entitas pelapor memegang hak milik atas persediaan pada tanggal neraca (R02).
Penilaian atau
Alokasi
Transaksi pabrikasi telah dijurnal, diikhtisarkan, dan dibukukan atau diposting dengan benar (VA1).
Persediaan telah dinyatakan dengan tepat pada harga yang terendah
antara harga pokok dan harga pasar (VA2).

Harga pokok penjualan didasarkan pada penerapan metode arus biaya yang berlaku secara konsisten (VA3).
Penyajian dan pengungkapan
Rincian transaksi pabrikasi mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi dan
pengungkapannya (PD1).
Persediaan (PD2) dan harga pokok penjualan (PD3) telah diidentifikasi
dan diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan.

Pengungkapan yang berhubungan dengan dasar penilaian dan pengagunan atau penjaminan persediaan sudah memadai (PD4).

Tujuan audit siklus personalia
Asersi
Tujuan audit kelompok transaksi
Tujuan audit saldo rekening
Keberadaan atau keterjadian
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan dalam pembukuan terkait dengan kompensasi atas jasa yang diberikan selama periode yang diaudit( AT1)
Saldo utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencerminkan jumlah yang terutang per tanggal neraca (AT2)
Kelengkapan
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan mencakup semua biaya yang terjadi untuk jasa personalia selama periode yang diaudit( L1)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan mencakup semua utang kepada karyawan dan utang kepada Negara per tanggal neraca( L2)
Hak dan kewajiban

Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan adalah kewajiban peruasahaan klien (HK3)
Penilaian atau pengalokasian
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan telah dicatat (NA1)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah dihitung dengan teliti dan telah dicatat (NA2 )
Distribusi biaya tenaga kerja pabrik telah dihitung dan dicatat dengan benar( NA3) 
Penyajiandan pengungkapan
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh karyawan telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan benar dalam laporan laba rugi (SU1)
Utang gaji dan upah serta utang PPh karyawan telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan benar dalam neraca (SU2)
Laporan keuangan telah memuat pengungkapan  yang tepat tentang program pensiun dan program benefit lainnya( SU3)

6.3 MATERIALITAS, RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis Produksi
a.   Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasialokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akanmempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untukmendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas persediaan, termasukmengamati keberadaan persediaan dan mengaudit ketepatan penilaian
persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor biasanya akanmengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dan keseluruhanmaterialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggapakan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.
b.  Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yangdisebabkan oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dan proses inti entitas itu. Namun, untuk pabrikan, pedaganggrosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar ataumendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini:
§  Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-akun ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkanpeluang terjadinya salah saji.
§  Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi,pengukuran, dan alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukkan dalampersediaan seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik taklangsung, biaya produk gabungan, dan disposisi vanians biaya,akuntansi untuk bahan sisa dan proses produksi, dan masalahakuntansi biaya lainnya.
§  Sangat beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskandigunakannya prosedur khusus untuk menentukan kuantitaspersediaan, seperti volume geometrik timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar.
§  Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehinggamenambah kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraanpengendalian fisik terhadap pencurian dan kerusakan, serta akuntansiyang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara lokasi-lokasi itu.
§  Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan          masalah husus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
§  Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, danfaktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi umum yang dapatmempengaruhi permintaan serta kemampuan menjual, dan dengan    demikian mempengaruhi ketepatan penilaian persediaan itu.
§  Persediaan mungkin dijual dengan .perjanjian retur atau pembeliankembali.
  1. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapatmembuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Sepertidisebutkan di atas, jika laporan keuangan yang disajikan untuk auditmemperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkintelah ditetapkan terlalu tinggi. ini akan memperingatkan auditor agarmemperhatikan secara seksama keberadaan dan penilaian persediaan.
Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang dapatmenyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.

Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis Siklus Personalia
a.   Materialitas
Untuk perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa personalia biasanya merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan, jasa personalia pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama. Perkembangan yang pesat pada perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga siklus jasa personalia pada banyak perusahaan merupakan bidang audit yang material. Di lain pihak, saldo rupiah utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu signifikan, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun biasanya merupakan pengungkapan yang material.
b.  Risko Bawaan
Auditor umunya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian, penilaian atau pengalokasian,serta penyajian dan pengungkapan.
c.  Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar kategori pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai.

6.4 PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Siklus Produksi
Komponen lingkungan pengendalian, struktur organisasi harusmencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi secarakeseluruhan. Dengan menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi,pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya mempunyai wewenang atasdepartemen perencanaan serta pengendalian produksi dan setiapdepartemen pabrikasi. Filosofi dan gaya operasi manajemen juga mencakup pendekatannya terhadap pengambilan serta pemantauan risikobisnis yang berhubungan dengan keputusan produksi dan tingkatpersediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya manusiaentitas tersebut yang berkaitan dengan para karyawan departemenproduksi dapat secara signifikan mempengaruhi penggunaan, danpertanggungjawaban atas, faktor-faktor produksi.

Prosedur Analisis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus Produksi
Rasio
Rumus
Signifikasi Audit
Jumlah hari perputaran persediaan
Rata-rata hutang persediaan : harga pokok penjualan x 365
Pengalaman sebelumnya mengenai jumlah hari perputaran persediaan digabungkan dengan pengetahuan         tentang harga pokok penjualan akan           bermanfaat dalam mengestimasi tingkat persediaan tahun berjalan.
Perpanjangan periode ini dapat mengindikasikan masalah eksistensi atau keberadaan, atau masalah dalam           menentukan nilai yang terendah antara harga pokok dan harga pasar.
Pertumbuhan persediaan terhadap
((persediaann: persediaann-1) : ((harga pokok
Rasio yang lebih besar dan 1,0 menunjukkan bahwa persediaan tumbuh lebih cepat daripada penjualan. Rasio
pertumbuhan harga pokok penjualan
penjua1ann : harga pokok penjualan n-1)- 1)
 yang besar dapat menunjukkan  kemungkinan adanya masalah keusangan persediaan.

Barang jadi yang diproduksi terhadap bahan baku yang digunakan
Kuantitas barang jadi: kuantitas bahan baku
Berguna dalam mengestimasi efisiensi proses pabrikasi. Dapat membantu dalam mengevaluasi kewajaran biaya produksi.
Barang jadi yang diproduksi terhadap tenaga kerja langsung
Kuantitas barang jadi : jam tenaga kerja langsung
Bermanfaat dalam mengestimasi efisiensi proses pabrikasi. Dapat memmbantu dalam mengevaluasi kewajaran biaya produksi.
Produk yang catat per juta
Jumlah produk cacat sebagai persentase dan setiap juta yang diproduksi
Bermanfaat dalam mengestimasi efektivitas proses pabrikasi. Dapat membantu dalam mengevaluasi kewajaran biaya produksi dan beban garansi.

Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Siklus Personalia
Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja, atau kepada manajer sumber daya manusia atau personalia. Departemen sumber daya manusia biasanya bertanggung jawab atas otorisasi pengangkatan personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan. Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara.
Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite audit.

6.5 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI
Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pabrikasi
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri dari 4 kategori aktivitas : (1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi (2)pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat (3) pengendalian fisik (4) penelaahan kinerja dan akuntanbilitas.

a.   Dokumen dan catatan yang umum
Berikut ini disajikian beberapa, catatan dan file komputer yang lazim digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi antara lain:
§  Perintah produksi,
§  laporan kebutuhan bahan,
§  slip pengeluaran bahan,
§  laporan aktivitas produksi harian,
§  laporan produksi yang sudah selesai,
§  buku besar pembantu,
§  file induk biaya standar,
§  file induk persediaan bahan baku,
§  file induk persediaan barang dalam proses,
§  file induk persediaan barang jadi.

  1. Fungsi-fungsi dan pengendalian terkait
Fungsi-fungsi pabrikasi :
1.    Memulai produksi :
·         Merencanakan dan mengendalikan produksi
·         Mengeluarkan bahan baku
2.    Memindah barang :
·         Memproses barang dalam produksi
·         Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
·         Melindungi persediaan
3.    Mencatat transaksi produksi dan persediaan :
·         Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
·         Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan

Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen. Pengendalian yang berkaitan dengan produksi dan pemindahan barang adalah relevan dalam menilai risisko pengendalian untuk asersi kejadian dan kelengkapan. Pengendalian yang berhubungan dengan pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi.

1.   Memulai produksi
·         Merencanakan dan mengendalikan produksi
Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendaIian produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis peramalan penjualan serta kebutuhan persedian. Pendokumentasian, otorisasi dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi benomor urut.
·         Mengeluarkan bahan baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah menerima slip pengeluaran bahan (permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip ini menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang dirninta serta nomor perintah yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangi oleh pekerja produksi yang berwenang.
2.   Perpindahan  Barang
·         Memproses Barang Dalam Produksi
Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam tiket waktu, Fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukan tanda pengenal mereka ke dalam terminal komputer, kemudian mengetik momor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan,
·         Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
Apabila pembaatm barang sudah selesai dan sudah lulus inspeksi akhir, maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang tersebut kemudiaan dikirim ke gudang barang jadi. Yang menerima tanggung jawab atas barang itu menandatangani tiket perpindahan.
·         Melindungi persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan dengan pencurian dan kerusakan Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi mempakan hal yang terpenting dalam meIindungi aktiva ini.
3.   Mencatat  Transaksi Pabrikan dan Persediaan
·   Menentukan dan mencatat biaya pabrikan
Fungsi ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a)    Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja langsung ke barang dalam proses
b)    Mengenakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses
c)    Memindahkan biaya diantara deprtemen produksi
d)    memindahkan biaya produksl yang sudah selesai ke barang jadi
·   Mempertahankan kebenaran salda-saldo persediaan
Dalam hal mempertahankan saldo-saldo persediaan melibatkan 3 aktifitas. yaitu:
a)    Dilakukan perhitungan periodik yang independent terhadap persediaan yang ada di tangan dan membandingkan dengan kuantitas yang dicatat.
b)    Dilakukan pengecekan periodic yang independent terhadap kesesuaian antara Jumlah yang tercatat dalam file bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
c)    Inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan
4.   Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen digunakan untuk memantau setiap fungsi. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil.

c.  Memperoleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian
Dalam memperoleh pemahaman dan mendokumentasikan tentang bagian-bagian dari komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi pabrikasi, auditor menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi lain. Prosedur ini meliputi:
·         Review atas pengalamam sebdumnya dengan klien yang bersangkutan
·         Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi
·         Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
·         Pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi
Prosedur ini juga mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum naratif.

Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penggajian/ Pengupahan
Dokumen dan catatan yang Umum
·         Otorisasi personil
·         Kartu waktu hadir
·         Catatan waktu kerja
·         Daftar gaji dan upah
·         Rekening bank-gaji & upah
·         Cek gaji/ upah
·         Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
·         Formulir pajak penghasilan karyawan
·         Arsip pegawai
·         File induk data personil
·         File induk pendapatan karyawan

Fungsi dan Pengendalian yang Terkait
·         Permulaan transaksi penggajian/ pengupahan meliputi :
Ø  Pengangkatan karyawan
Ø  Pemberian otorisasi perubahan gaji/ upah
·         Penerimaan jasa meliputi :
Ø  Pembuatan data kehadiran dan waktu kerja
·         Pencatatan transaksi penggajian/ pengupahan meliputi :
Ø  Penyiapan dan pencatatan daftar gaji/ upah
·         Pembayaran gaji/ upah meliputi :
Ø  Pembayaran gaji/ upah dan mengamankan upah yang belum/ tidak diambil
Ø  Pembeyaran pajak penghasilan karyawan


AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA LANJUTAN

7.1 MENENTUKAN RISIKO DETEKSI
Menentukan Risiko Deteksi Utuk Pengujian Rincian Siklus Produksi
Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Sebagai contoh dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitung.kan penilaian risiko pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi transaksi pembelian yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan untuk transaksi penjualan yang memperkecil saldo persediaan.
Penentuan Risiko Detektif Siklus Personalia
Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk risiko ini memungkinkan auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi pada tingkat rendah, sehingga tingkat risiko deteksi bisa diterima untuk kebanyakan asersi penggajian/ pengupahan adalah moderat atau tinggi. Akibatnya, pengujian tersebut seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur analitis atas rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian detil terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang tidak wajar, mak diperlukan pengujian detil lebih banyak.
7.2MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Merancang Uji Substantif Siklus Produksi
Pengujian substantif atas saldo persediaan
Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrikan. Dalam hal inl juga perlu dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas saldo persediaan harus cukup efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi dan harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.
Terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan serta penilaian atau alokasi.
Pengujian Substantif Saldo-Saldo Penggajian/ Pengupahan
Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca.
Perancangan Pengujian Substantif Siklus Personalia
Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening utang gaji/ upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal ini auditor tidak perlu mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang pengujian substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan dijelaskan di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :
·                 Menghitung kembali kewajiban gaji dan upah akrual
·                 Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun
·                 Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham
·                 Memverifikasi kompensasi pejabat perusahaan
Menghitung Kembali kewajiban Gaji dan Upah Akrual
Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual padatanggal neraca sebesar jumlah yang terutang kepada pejabat dan karyawanuntuk gaji dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dan sebagainya, sertasebesar jumlah yang terutang kepada badan-badan pemerintah untukpajak-pajak gaji dan upah. Walaupun perhatian utama auditor mengenaibeban gaji dan upah untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namununtuk akun-akun akrual akhir tahun perhatian utamanya adalah padarendah saji. Hal yang juga harus diperhatikan adalah konsistensi metodeuntuk menghitung akrual dan periode ke periode.
     Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrualmanajemen, auditor harus mereview perhitungan manajemen ataumelakukan perhitungan sendiri. jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan dalamlaporan pajak gaji dan upah. Selain itu, bukti tambahan juga dapatdiperoleh dengan memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah akrualitu sebelum pekerjaan Iapangan berakhir. Bukti yang diperoleh dan pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang berhubungan denganasersi penilaian atau alokasi.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pascapensiun yang signifikan kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasitelah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti yangmenghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun, serta pengungkapan pensiun. Di sini risiko yang paling signifikanberhubungan dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi(menentukan beban pensiun), serta asersi penyajian dan pengungkapan (menulis catatan kaki tentang pensiun). Program pensiun dengan
tunjangan pasti biasanya terkena persyaratan yang dikeluarkan EmployeeRetirement Income Security Act (ERISA) tahun 1974, yang biasanyamensyaratkan audit terpisah atas program pensiun. Auditor yangmengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil auditERISA ketika mengaudit beban dan pengungkapan pensiun. Pada saatmenyelesaikan audit ERISA, auditor biasanya akan menggunakan pakardan luar untuk mengaudit asumsi-asumsi aktuarial yang penting yangdiperlukan untuk menentukan beban pensiun dan proyeksi kewajiban tunjangan. Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansiutama, yaitu tingkat pengembalian yang digunakan untuk menentukanproyeksi kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban pensiun. Hal ini biasanya melibatkan audit atas tingkat pengembalian jangka panjangperusahaan yang diperoleh oleh aktiva program (bukan hanya pengembalian jangka pendek yang terakhir), serta mengevaluasi tingkatpengembalian jangka panjang yang dilaporkan oleh perusahaan lainnya
di dalam industri tersebut.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyakperusahaan menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor harusmenentukan (1) jenis program kompensasi insentif yang digunakan untukmemberikan kompensasi kepada karyawan dan pejabat, (2) bagaimanabeban kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasidialokasikan ke berbagai periode akuntansi, serta (3) kecukupanpengungkapan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif.
     Pertama, auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yangdigunakan oleh klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasariuntuk mengidentifikasi istilah-istilah penting yang berhubungan denganprogram kompensasi insentif. Metode yang umum digunakan mencakuppenggunaan baik opsi saham insentif maupun, dalam beberapa kasus,hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali digunakan untukmemberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup untukmenggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjualsaham guna mendapatkan kas yang cukup untuk menggunakan opsi.          Dalam hal akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besarperusahaan menyusun program opsi sahamnya untuk memenuhi
persyaratan APB No. 25, sehingga mereka dapat menggunakanpendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi yangberkaitan dengan penggunaan opsi saham. Namun, hak apresiasisahammengharuskan diakuinya beban kompensasi, tanpa memperhatikanapakah hak itu digunakan selama periode berjalan atau tidak. Auditorharus dengan cermat mengevaluasi ketepatan penerapan GAAP dalamkonteks syarat-syarat kontrak yang berhubungan dengan opsi saham danhak apresiasi saham.
     Masalah paling signifikan menyangkut program kompensasi insentifberhubungan dengan pengungkapan yang memadai dalam laporankeuangan. FASB No. 123 mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkanlaba bersih dan laba per saham pro forma seperti dalam menggunakanpendekatan nilai wajar. Akibatnya, auditor harus mengaudit modelpenilaian yang digunakan untuk menentukan riilai wajar opsi saham.Pada saat mengevaluasi kewajaran penyajian dalam laporan keuangan,auditor mengevaluasi asumsi-asumsi yang mencakup suku bunga bebasrisiko, perkiraan umur opsi, perkiraan volatilitas harga saham, danperkiraan dividen.
     Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk deskripsi program secara umum, serta jumlah dan rata ratatertimbang harga penggunaan opsi yang masth beredar pada awal danakhir tahun, serta opsi yang diberikan, digutiakan, dibatalkan, ataukadaluwarsa selama tahun berjalan.
Memverifikasi kompensasi Pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan: (1)pengungkapan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC, dan (2) para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi.

7.3 PROSEDUR AWAL
Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna mcnetapkan konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. jika klien adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.
7.4 PROSEDUR ANALITIS
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan klien yang mencerminkan keadaan perusahaan tersebut, dapat membantu auditor untuk menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan yang berhubungan dengan keberadaan data klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan., melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar.

7.5 PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian ini me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
·         Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan dokumen pendukung.
a.    Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
b.    Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
c.    Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan catatan penjualan.
d.   Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
7.6 PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien
Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan.
SAS 1 (AU 331.09),piutang dan persediaan,mcnyatakan bahwa dari pengujian substantive ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung mengenai efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian
Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang dianut klien dan efektifitas pengendalian internal. Dalam systcm persediaan periodic, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan telah ditentukan pada tanggal tertentu yang mendekati tanggal neraca.
Dalam system persediaan perpektual dengan pengendalian internal yang efekiif,perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal interim.Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode yang diaudit.
Rencana Perhitungan Persediaan
Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan rencana atau daftar intruksi,yang mencakup hal-hal seperti :
·         Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan persediaan
·         Tanggal perhitungan
·         Lokasi-lokasi yang dihitung
·         Intruksi terinci mengenai perhitungan akan dilakukan
·         Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
·         Ketentuan mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan perpindahan barang
·         Pemisahan atau identitikasi barang yang bukan milik klien.
Melaksanakan Pengujian
·         Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.
·         Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label.
·         Menentukan label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya.
·         Melakukan pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.
·         Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.
·         Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan usang.
·         Menilai kondisi umum persediaan.
·         Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan.
·         Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya.
Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik
Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas yang diperlukan.
Pengamatan Persediaan Awal
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan.
Dampak Terhadap Laporan Auditor
Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit satndar.

Aplikabilitas Pada Asersi Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan  sumber bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping itu, pengujian ini juga berhubungan drngan asersi – asersi berikut :
Asersi                                           Penjelasan


 
Kelengkapan                  Kuantitas yang melebihi catatan perpetual menunjukkan
                                    bahwa catatan tidak lengkap.

Penilaian atau alokasi     Kuantitas yang diamati merupakan dasar untuk mengkompilasi
                                    total nilai dolar dalam ikhtisar persediaan.
Barang yang rusak dan usang yang diamati dapat dinilai sebesar nilai realisasi bersih.

Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik
Pengujian Klerikalatas Akurasi Daftar Persediaan
Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang dihitung.Harga barang – barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada ditangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan penujian klerikal tertentu untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik.
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantias dengan harga per unit atas dasar pengujian.
Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur  penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun – tahun sebelumnya.
Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien harus memungkinkan auditor  untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya, konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam audit yang berulang dan / atau laporan keungan sebelumnya.

Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi
Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi yang dilakukan auditor tergantung pada realibilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya – biaya tersebut.
Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal – hal yang sangat bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar. Sebagai contoh, hal ini mungkin saja terjadi, dalam perusahaan minyak yang memiliki mutu minyak dan pelumas yang berbeda, atau pada took perhiasan yang memiliki permata dengan karat yang berbeda dan jam tangan hiasan permatanya berlainan.

Mengkonfirmasi Persedian Pada Lokasi – Lokasi Di Luar Entitas
Apabila persediaan klien disimpan di gudang atau pada jasa penyimpan (custodian) luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proposi yang signifikan dari aktiva lancer atau total aktiva. Dalam kasus ini, AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih dari prisedur – prosedur berikut ini :
·         Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi kinerja penjaga gudang.
·         Mendapatkan laporan akuntan independent mengenai prosedur pengendalian yang diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan penyimpanan barang dan, jika ada, penjaminan tanda terima, atau menerapkan prosedur alternative atas gudang untuk mendapatkan keyakinan yang layak bahwa informasi yang diterima dari penjaga gudang dapat diandalkan.
·         Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak.
·         Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasikam kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan dengan tanda terima yang dijaminkan itu ( atas dasar pengujian jika tepat).

Memeriksa Perjanjian Dan Kontrak Konsinyasi
Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi, maka syarat –syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa.

Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan atau dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan :
·         Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien
·         Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang – barang yang lambat bergerak
·         Menelaah laporan produksi pengendalian mutu

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang memungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan :
·         Membandingkan harga pokok barang – barang persediaan dengan catalog penjualan tahun berjalan.
·         Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun
·         Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indicator berubahnya kondisi pasar
·         Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan

7.7      Komparasi Pelaporan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Dalam pelaporan persediaan di laporan keuangan, persediaan harus dilaporkan di neraca dengan pengelompokan tertentu berdasarkan kelompok utama persediaan pada perusahaan yang bersangkutan, demikian pula untuk harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Selain itu, dalam laporan perlu diungkapkan metode harga pokok yang digunakan, penjaminan persediaan dalam rangka penarikan utang, dan adanya komitmen pembelian.
Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh melalui pengujian substantif. Bukti selanjutnya bisa diperoleh melalui review atas notulen rapat dewan komisaris dan hasil pengajuan pertanyaan kepada manajemen. Berdasarkan bukti dan pembandingan antara laporan keuangan klien dengan prinsip akuntansi berlaku umum, auditor menentukan ketepatan penyajian dan pengungkapan.
Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh melalui berbagai pengujian substantif, auditor akan dapat menarik kesimpulan untuk setiap tujuan audit saldo rekening persediaan.

Jasa – Jasa Bernilai Tambah dalam Siklus Produksi
Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan profibilitas dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah – masalah seperti nilai realisasi bersih persediaan, auditor harus memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya produk pengganti atau perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan pemehaman tentang hal ini dengan klien.

1 komentar: