AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
6.1 MERENCANAKAN
AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle)
berhubungan dengan konversi bahanbaku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi
perencanaan sertapengendalian produksi dan jenis-jenis dan kuantitas barang
yang akandiproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta
transaksidan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang
terjadi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untukproduksi,
dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barangjadi. Transaksi
yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai transaksi pabrikasi
(manufacturing transactions).
Siklus produksi saling berkaitan
dengan tiga siklus lain berikut ini:
(1) siklus pengeluaran dalam pembelian
bahan baku dan pembayaranberbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia
dalam pembayaranbiaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam
penjualanbarang jadi.
Perencanaan audit siklus personalia
Siklus personalia suatu perusahaan
meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan
pemberian kompensasi kepada pimpinan dan pegawai perusahaan. Jenis-jenis
konpensasi meliputi gaji, upah, (per jam, per hari atau per unit pekerjaan),
komisi,bonus, tunjangan, opsi membeli saham, berbagai kesejahterahaan (benefit)
yang diberikan kepada pegawai (misalnya asuransi kesehatan). Kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi-transaksi penggajian/ pengupahan.
Siklus personalia berkaitan dengan dua siklus lain. Pembayaran kompensasi
kepada karyawan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan yang dipotong
perusahaan dari penghasilan karyawan berhubungan dengan transaksi
pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran.
6.2 TUJUAN AUDIT
SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Tujuan Audit Siklus Produksi
tujuan audit adalah sebagai berikut :
(1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi
pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan
saldopersediaan serta harga pokok penjualan.
Tujuan Audit Spesifik Tertentu untuk Siklus Produksi
Kategori
Asersi
|
Tujuan Audit
atas Kelompok Transaksi
|
Tujuan Audit
atas Saldo Akun
|
Keberadaan atau Keterjadian
|
Transaksi pabrikasi yang dicatat
menyajikan bahan, tenaga kerja, dan
overhead yang ditransfer ke produksi
serta pemindahan produksi yang sudah selesai ke barang jadi selama periode
berjalan (EO1).
|
Persediaan yang tercetak dalam
neraca secara fisik ada (E02).
Harga pokok penjualari menunjukkan
harga pokok barang yang dikirimkan (dijual) selama periode berjalan (E03).
|
Kelengkapan
|
Semua transaksi pabrikasi yang
terjadi selama periode berjalan sudah dicatat (Cl).
|
Persediaan mencakup semua bahan,
produk, dan perlengkapan yang ada di tangan pada tanggal neraca (C2).
Harga pokok penjualan mencakup
dampak semua transaksi penjualan selama periode berjalan (C3).
|
Hak dan kewajiban
|
Entitas memegang hak atas persediaan
yang berasal dan transaksi pabrikasi yang dicatat (ROl).
|
Entitas pelapor memegang hak milik
atas persediaan pada tanggal neraca (R02).
|
Penilaian atau
Alokasi
|
Transaksi pabrikasi telah dijurnal,
diikhtisarkan, dan dibukukan atau diposting dengan benar (VA1).
|
Persediaan telah dinyatakan dengan
tepat pada harga yang terendah
antara harga pokok dan harga pasar
(VA2).
Harga pokok penjualan didasarkan
pada penerapan metode arus biaya yang berlaku secara konsisten (VA3).
|
Penyajian dan pengungkapan
|
Rincian transaksi pabrikasi
mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi dan
pengungkapannya (PD1).
|
Persediaan (PD2) dan harga pokok
penjualan (PD3) telah diidentifikasi
dan diklasifikasikan secara tepat
dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang berhubungan dengan
dasar penilaian dan pengagunan atau penjaminan persediaan sudah memadai
(PD4).
|
Tujuan audit siklus personalia
Asersi
|
Tujuan audit kelompok transaksi
|
Tujuan audit saldo rekening
|
Keberadaan atau keterjadian
|
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh
karyawan dalam pembukuan terkait dengan kompensasi atas jasa yang diberikan
selama periode yang diaudit( AT1)
|
Saldo utang gaji dan upah serta
utang PPh karyawan mencerminkan jumlah yang terutang per tanggal neraca (AT2)
|
Kelengkapan
|
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh
karyawan mencakup semua biaya yang terjadi untuk jasa personalia selama
periode yang diaudit( L1)
|
Utang gaji dan upah serta utang PPh
karyawan mencakup semua utang kepada karyawan dan utang kepada Negara per
tanggal neraca( L2)
|
Hak dan kewajiban
|
Utang gaji dan upah serta utang PPh
karyawan adalah kewajiban peruasahaan klien (HK3)
|
|
Penilaian atau pengalokasian
|
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh
karyawan telah dihitung dengan teliti dan telah dicatat (NA1)
|
Utang gaji dan upah serta utang PPh
karyawan telah dihitung dengan teliti dan telah dicatat (NA2 )
Distribusi biaya tenaga kerja pabrik
telah dihitung dan dicatat dengan benar( NA3)
|
Penyajiandan pengungkapan
|
Biaya gaji dan upah serta biaya PPh
karyawan telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan benar dalam laporan
laba rugi (SU1)
|
Utang gaji dan upah serta utang PPh
karyawan telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan benar dalam neraca
(SU2)
Laporan keuangan telah memuat
pengungkapan yang tepat tentang program pensiun dan program benefit
lainnya( SU3)
|
6.3 MATERIALITAS,
RISIKO INHEREN, DAN PROSEDUR ANALITIS SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis Produksi
a. Materialitas
Pertimbangan utama dalam
mengevaluasialokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang
akanmempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan
sekunder adalah hubungannya dengan biaya untukmendeteksi kesalahan. Umumnya
audit atas persediaan, termasukmengamati keberadaan persediaan dan mengaudit
ketepatan penilaian
persediaan, memerlukan banyak biaya.
Akibatnya, auditor biasanya akanmengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dan
keseluruhanmaterialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia
anggapakan mempengaruhi analisis pemakai laporan keuangan.
b. Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah
saji dalam laporan keuangan yangdisebabkan oleh transaksi persediaan pada
jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan bukan
merupakan bagian yang material dan proses inti entitas itu. Namun, untuk
pabrikan, pedaganggrosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai
sebesar ataumendekati maksimum karena alasan-alasan berikut ini:
§
Volume
transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-akun ini
biasanya tinggi, sehingga meningkatkanpeluang terjadinya salah saji.
§
Seringkali
terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi,pengukuran, dan alokasi
biaya-biaya yang dapat dimasukkan dalampersediaan seperti bahan, tenaga kerja,
dan overhead pabrik taklangsung, biaya produk gabungan, dan disposisi vanians
biaya,akuntansi untuk bahan sisa dan proses produksi, dan masalahakuntansi
biaya lainnya.
§
Sangat
beragamnya jenis persediaan kadang-kadang mengharuskandigunakannya prosedur
khusus untuk menentukan kuantitaspersediaan, seperti volume geometrik timbunan
persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar.
§
Persediaan
seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehinggamenambah kesulitan yang
berhubungan dengan penyelenggaraanpengendalian fisik terhadap pencurian dan
kerusakan, serta akuntansiyang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara
lokasi-lokasi itu.
§
Sangat
beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah husus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.
§
Persediaan
sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, danfaktor-faktor lain seperti
kondisi ekonomi umum yang dapatmempengaruhi permintaan serta kemampuan menjual,
dan dengan demikian mempengaruhi
ketepatan penilaian persediaan itu.
§
Persediaan
mungkin dijual dengan .perjanjian retur atau pembeliankembali.
- Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari
segi biaya dan dapatmembuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah
saji. Sepertidisebutkan di atas, jika laporan keuangan yang disajikan untuk
auditmemperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan
naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkintelah
ditetapkan terlalu tinggi. ini akan memperingatkan auditor agarmemperhatikan
secara seksama keberadaan dan penilaian persediaan.
Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah
pisah-batas yang dapatmenyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
Materialitas, Risko Bawaan, dan Prosedur Analitis Siklus
Personalia
a. Materialitas
Untuk
perusahaan-perusahaan jasa dan perusahaan professional, jasa personalia
biasanya merupakan salah satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga
pendidikan, jasa personalia pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama.
Perkembangan yang pesat pada perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin
pentingnya peranan tenaga kerja, sehingga siklus jasa personalia pada banyak
perusahaan merupakan bidang audit yang material. Di lain pihak, saldo rupiah
utang gaji dan upah pada umumnya tidak begitu signifikan, namun pengungkapan
yang berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun biasanya merupakan
pengungkapan yang material.
b. Risko Bawaan
Auditor umunya
tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada siklus personalia, karena
kebanyakan pegawai akan segera beraksi untuk menagih kepada majikannya jika
mereka tidak dibayar tepat pada waktunya. Namun kecurangan (asersi keberadaan
atau keterjadian) merupakan masalah besar bagi auditor. Volume transaksi
pembayaran tenaga kerja bisa cukup tinggi. Pada perusahaan manufaktur, dasar
perhitungan upah kotor bisa berupa waktu dan atau jumlah hasil kerja. Oleh
karena itu, perhitungan bisa menjadi masalah yang kompleks dan risiko bawaan
untuk asersi penilaian dan pengalokasian bisa menjadi tinggi. Sebagai
kesimpulan dapat dikatakan bahawa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi
keberadaan atau keterjadian, penilaian atau pengalokasian,serta penyajian dan
pengungkapan.
c. Prosedur
Analitis
Prosedur analitis
sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kecurangan potensial seperti misalnya
apabila gaji atau upah kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan
auditor. Prosedur ini akan sangat efektif apabila auditor bisa menggunakan
pernagkat lunak audit digeneralisasi, mengelompokkan pegawa berdasar kategori
pegawai, dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori
pegawai.
6.4 PERTIMBANGAN
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA
Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Siklus Produksi
Komponen lingkungan pengendalian,
struktur organisasi harusmencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi
secarakeseluruhan. Dengan menduduki jabatan seperti wakil direktur
operasi,pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya mempunyai wewenang
atasdepartemen perencanaan serta pengendalian produksi dan setiapdepartemen
pabrikasi. Filosofi dan gaya operasi manajemen juga mencakup pendekatannya
terhadap pengambilan serta pemantauan risikobisnis yang berhubungan dengan
keputusan produksi dan tingkatpersediaan. Sementara itu, kebijakan serta
praktik sumber daya manusiaentitas tersebut yang berkaitan dengan para karyawan
departemenproduksi dapat secara signifikan mempengaruhi penggunaan,
danpertanggungjawaban atas, faktor-faktor produksi.
Prosedur Analisis yang Biasa Digunakan untuk Mengaudit Siklus
Produksi
Rasio
|
Rumus
|
Signifikasi
Audit
|
Jumlah hari perputaran persediaan
|
Rata-rata hutang persediaan : harga pokok penjualan x 365
|
Pengalaman sebelumnya mengenai
jumlah hari perputaran persediaan digabungkan dengan pengetahuan tentang harga pokok penjualan akan bermanfaat dalam mengestimasi
tingkat persediaan tahun berjalan.
Perpanjangan periode ini dapat
mengindikasikan masalah eksistensi atau keberadaan, atau masalah dalam menentukan nilai yang terendah
antara harga pokok dan harga pasar.
|
Pertumbuhan persediaan terhadap
|
((persediaann: persediaann-1) : ((harga
pokok
|
Rasio yang lebih besar dan 1,0
menunjukkan bahwa persediaan tumbuh lebih cepat daripada penjualan. Rasio
|
pertumbuhan harga pokok penjualan
|
penjua1ann : harga pokok penjualan n-1)-
1)
|
yang besar dapat menunjukkan kemungkinan adanya masalah keusangan
persediaan.
|
Barang jadi yang diproduksi terhadap bahan baku yang digunakan
|
Kuantitas barang jadi: kuantitas bahan baku
|
Berguna dalam mengestimasi efisiensi
proses pabrikasi. Dapat membantu dalam mengevaluasi kewajaran biaya produksi.
|
Barang jadi yang diproduksi terhadap tenaga kerja langsung
|
Kuantitas barang jadi : jam tenaga kerja langsung
|
Bermanfaat dalam mengestimasi
efisiensi proses pabrikasi. Dapat memmbantu dalam mengevaluasi kewajaran
biaya produksi.
|
Produk yang catat per juta
|
Jumlah produk cacat sebagai persentase dan setiap juta yang
diproduksi
|
Bermanfaat dalam mengestimasi
efektivitas proses pabrikasi. Dapat membantu dalam mengevaluasi kewajaran
biaya produksi dan beban garansi.
|
Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal Siklus Personalia
Seperti untuk kelompok transaksi utama
lainnya, kelima komponen pengendalian internal dianggap relevan dengan siklus
jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian mempunyai relevansi
yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggung jawab atas masalah personalia
seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga
kerja, atau kepada manajer sumber daya manusia atau personalia. Departemen
sumber daya manusia biasanya bertanggung jawab atas otorisasi pengangkatan
personel dan mengotorisasi pembayaran gaji, upah, serta tunjangan. Dewan
direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk kompensasi pejabat
lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam pemrosesan
transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor bendahara.
Aktivitas pemantauan yang dapat
diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari karyawan mengenai masalah
pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai masalah pelaporan serta
pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengendalian gaji dan
upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komite
audit.
6.5 AKTIVITAS
PENGENDALIAN-TRANSAKSI
Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pabrikasi
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri dari 4 kategori
aktivitas : (1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi
(2)pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat (3)
pengendalian fisik (4) penelaahan kinerja dan akuntanbilitas.
a. Dokumen dan
catatan yang umum
Berikut ini disajikian beberapa, catatan dan file komputer yang lazim
digunakan dalam memproses transaksi pabrikasi antara lain:
§
Perintah produksi,
§
laporan kebutuhan bahan,
§
slip pengeluaran bahan,
§
laporan aktivitas produksi harian,
§
laporan produksi yang sudah selesai,
§
buku besar pembantu,
§
file induk biaya standar,
§
file induk persediaan bahan baku,
§
file induk persediaan barang dalam proses,
§
file induk persediaan barang jadi.
- Fungsi-fungsi dan pengendalian terkait
Fungsi-fungsi
pabrikasi :
1.
Memulai produksi
:
·
Merencanakan
dan mengendalikan produksi
·
Mengeluarkan
bahan baku
2.
Memindah
barang :
·
Memproses
barang dalam produksi
·
Memindahkan
pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
·
Melindungi
persediaan
3.
Mencatat
transaksi produksi dan persediaan :
·
Menentukan dan
mencatat biaya-biaya pabrikasi
·
Menjaga
kebenaran saldo-saldo persediaan
Pelaksanaan
fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen. Pengendalian yang berkaitan
dengan produksi dan pemindahan barang adalah relevan dalam menilai risisko
pengendalian untuk asersi kejadian dan kelengkapan. Pengendalian yang
berhubungan dengan pencatatan transaksi persediaan penting dalam menilai risiko
pengendalian untuk asersi hak dan kewajiban, penilaian serta penyajian dan
pengungkapan untuk transaksi dan persediaan pabrikasi.
1. Memulai produksi
·
Merencanakan dan mengendalikan produksi
Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendaIian
produksi berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis
peramalan penjualan serta kebutuhan persedian. Pendokumentasian, otorisasi
dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi benomor urut.
·
Mengeluarkan bahan baku
Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah menerima slip
pengeluaran bahan (permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip ini
menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang dirninta serta nomor perintah yang
harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangi oleh pekerja produksi yang
berwenang.
2. Perpindahan Barang
·
Memproses
Barang Dalam Produksi
Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu
dicatat dalam tiket waktu, Fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan
dengan mengharuskan karyawan memasukan tanda pengenal mereka ke dalam terminal
komputer, kemudian mengetik momor perintah produksi setiap kali mereka memulai
atau berhenti mengerjakan suatu pesanan,
·
Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke
barang jadi
Apabila pembaatm barang sudah selesai dan sudah lulus inspeksi akhir, maka
disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang tersebut
kemudiaan dikirim ke gudang barang jadi. Yang menerima tanggung jawab atas
barang itu menandatangani tiket perpindahan.
·
Melindungi persediaan
Persediaan pabrikasi sangat rentan dengan pencurian dan kerusakan
Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci dengan
akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi mempakan hal yang
terpenting dalam meIindungi aktiva ini.
3. Mencatat
Transaksi Pabrikan dan Persediaan
·
Menentukan dan
mencatat biaya pabrikan
Fungsi ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a)
Membebankan bahan langsung dan tenaga kerja
langsung ke barang dalam proses
b)
Mengenakan overhead pabrikasi ke barang
dalam proses
c)
Memindahkan biaya diantara deprtemen
produksi
d)
memindahkan biaya produksl yang sudah
selesai ke barang jadi
·
Mempertahankan
kebenaran salda-saldo persediaan
Dalam hal mempertahankan saldo-saldo persediaan melibatkan 3 aktifitas.
yaitu:
a)
Dilakukan perhitungan periodik yang
independent terhadap persediaan yang ada di tangan dan membandingkan dengan
kuantitas yang dicatat.
b)
Dilakukan pengecekan periodic yang
independent terhadap kesesuaian antara Jumlah yang tercatat dalam file bahan
baku, barang dalam proses dan barang jadi.
c)
Inspeksi periodik terhadap kondisi
persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan
4. Pengendalian
Manajemen
Pengendalian manajemen digunakan untuk memantau setiap fungsi. Apabila
manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas penggunaan sumber
daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya kesalahan yang
tidak disengaja akan diperkecil.
c. Memperoleh
pemahaman dan menilai risiko pengendalian
Dalam memperoleh
pemahaman dan mendokumentasikan tentang bagian-bagian dari komponen
pengendalian internal yang relevan dengan transaksi pabrikasi, auditor
menggunakan prosedur yang sama seperti transaksi lain. Prosedur ini meliputi:
·
Review atas pengalamam sebdumnya dengan
klien yang bersangkutan
·
Pengajuan pertanyaan kepada manajemen serta
personil produksi
·
Pemeriksaan dokumen dan catatan produksi
·
Pengamatan atas aktivitas dan kondisi
produksi
Prosedur ini juga
mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum
naratif.
Aktivitas Pengendalian – Transaksi
Penggajian/ Pengupahan
Dokumen dan catatan yang Umum
·
Otorisasi personil
·
Kartu waktu hadir
·
Catatan waktu kerja
·
Daftar gaji dan upah
·
Rekening bank-gaji & upah
·
Cek gaji/ upah
·
Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
·
Formulir pajak penghasilan karyawan
·
Arsip pegawai
·
File induk data personil
·
File induk pendapatan karyawan
Fungsi dan Pengendalian yang Terkait
·
Permulaan transaksi penggajian/ pengupahan
meliputi :
Ø
Pengangkatan karyawan
Ø
Pemberian otorisasi perubahan gaji/ upah
·
Penerimaan jasa meliputi :
Ø
Pembuatan data kehadiran dan waktu kerja
·
Pencatatan transaksi penggajian/ pengupahan
meliputi :
Ø
Penyiapan dan pencatatan daftar gaji/ upah
·
Pembayaran gaji/ upah meliputi :
Ø
Pembayaran gaji/ upah dan mengamankan upah
yang belum/ tidak diambil
Ø
Pembeyaran pajak penghasilan karyawan
AUDIT ATAS
SIKLUS PRODUKSI DAN PERSONALIA LANJUTAN
7.1 MENENTUKAN RISIKO
DETEKSI
Menentukan Risiko Deteksi Utuk Pengujian Rincian Siklus Produksi
Spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu
hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan
risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu.
Sebagai contoh dalam menilai risiko pengendalian untuk asersi eksistensi
keberadaan pada persediaan barang dagang, auditor akan memperhitung.kan
penilaian risiko pengendaliaanya untuk asersi tersebut bagi transaksi pembelian
yang memperbesar saldo persediaan, sedangkan asersi kelengkapan untuk transaksi
penjualan yang memperkecil saldo persediaan.
Penentuan Risiko Detektif Siklus Personalia
Pengujian pengendalian atas efektivitas pengendalian untuk risiko ini
memungkinkan auditor untuk menetapkan tingkat risiko deteksi pada tingkat
rendah, sehingga tingkat risiko deteksi bisa diterima untuk kebanyakan asersi
penggajian/ pengupahan adalah moderat atau tinggi. Akibatnya, pengujian
tersebut seringkali dibatasi hanya dengan menerapkan prosedur analitis atas
rekening-rekening biaya dan utang biaya yang bersangkutan,serta pengjuian detil
terbatas. Apabila prosedur analitis menunjukkan adanya fluktuasi yang tidak
wajar, mak diperlukan pengujian detil lebih banyak.
7.2MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF
Merancang Uji Substantif Siklus Produksi
Pengujian substantif atas saldo persediaan
Bagian ini
berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang dagang yang
dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan
baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrikan. Dalam hal
inl juga perlu dipastikan bahwa pemeriksaan audit atas saldo persediaan harus
cukup efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi dan
harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat resiko deteksi yang dapat
diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi
persediaan.
Terdapat banyak pengujian yang dapat diterapkan pada
tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan serta penilaian atau alokasi.
Pengujian Substantif Saldo-Saldo Penggajian/
Pengupahan
Pengujian substantif saldo-saldo penggajian/ pengupahan biasanya dilakukan
pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca.
Perancangan Pengujian Substantif Siklus Personalia
Program audit yang bisa dipertimbangkan untuk mengaudit saldo rekening
utang gaji/ upah sama dengan apa yang telah diidentifikasi. Namun dalam hal
ini auditor tidak perlu mengkonfirmasi utang gaji/ upah. Uraian tentang
pengujian substantif khusus untuk saldo-saldo penggajian/ pengupahan yang akan
dijelaskan di bawah ini dibatasi hanya prosedur-prosedur berikut :
·
Menghitung kembali kewajiban gaji dan upah akrual
·
Mengaudit tunjangan karyawan
dan program pensiun
·
Mengaudit opsi saham dan hak
apresiasi saham
·
Memverifikasi kompensasi pejabat perusahaan
Menghitung Kembali kewajiban Gaji dan Upah Akrual
Bagi banyak perusahaan perlu dibuat
berbagai macam akun akrual padatanggal neraca sebesar jumlah yang terutang
kepada pejabat dan karyawanuntuk gaji dan upah, komisi, bonus, uang cuti, dan
sebagainya, sertasebesar jumlah yang terutang kepada badan-badan pemerintah
untukpajak-pajak gaji dan upah. Walaupun perhatian utama auditor mengenaibeban
gaji dan upah untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namununtuk
akun-akun akrual akhir tahun perhatian utamanya adalah padarendah saji. Hal
yang juga harus diperhatikan adalah konsistensi metodeuntuk menghitung akrual
dan periode ke periode.
Dalam
memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrualmanajemen, auditor
harus mereview perhitungan manajemen ataumelakukan perhitungan sendiri.
jumlah-jumlah akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan dengan jumlah
yang diperlihatkan dalamlaporan pajak gaji dan upah. Selain itu, bukti tambahan
juga dapatdiperoleh dengan memeriksa pembayaran sesudahnya atas jumlah
akrualitu sebelum pekerjaan Iapangan berakhir. Bukti yang diperoleh dan
pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang berhubungan denganasersi
penilaian atau alokasi.
Mengaudit Tunjangan Karyawan dan Program Pensiun
Banyak perusahaan menawarkan tunjangan
pensiun dan pascapensiun yang signifikan kepada para karyawan. Sejumlah
perusahaan pabrikasitelah memiliki program pensiun dengan tunjangan pasti
yangmenghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban pensiun,
serta pengungkapan pensiun. Di sini risiko yang paling signifikanberhubungan
dengan salah saji dalam asersi penilaian atau alokasi(menentukan beban
pensiun), serta asersi penyajian dan pengungkapan (menulis catatan kaki tentang
pensiun). Program pensiun dengan
tunjangan pasti biasanya terkena
persyaratan yang dikeluarkan EmployeeRetirement Income Security Act (ERISA)
tahun 1974, yang biasanyamensyaratkan audit terpisah atas program pensiun.
Auditor yangmengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil
auditERISA ketika mengaudit beban dan pengungkapan pensiun. Pada
saatmenyelesaikan audit ERISA, auditor biasanya akan menggunakan pakardan luar
untuk mengaudit asumsi-asumsi aktuarial yang penting yangdiperlukan untuk
menentukan beban pensiun dan proyeksi kewajiban tunjangan. Auditor juga harus mengevaluasi
kewajaran estimasi akuntansiutama, yaitu tingkat pengembalian yang digunakan
untuk menentukanproyeksi kewajiban tunjangan, pada saat mengaudit beban
pensiun. Hal ini biasanya melibatkan audit atas tingkat pengembalian jangka
panjangperusahaan yang diperoleh oleh aktiva program (bukan hanya pengembalian
jangka pendek yang terakhir), serta mengevaluasi tingkatpengembalian jangka
panjang yang dilaporkan oleh perusahaan lainnya
di dalam industri tersebut.
Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham
Salah satu bentuk kompensasi karyawan
yang umum bagi banyakperusahaan menyangkut penggunaan opsi saham. Auditor
harusmenentukan (1) jenis program kompensasi insentif yang digunakan
untukmemberikan kompensasi kepada karyawan dan pejabat, (2) bagaimanabeban
kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasidialokasikan ke berbagai
periode akuntansi, serta (3) kecukupanpengungkapan yang berkaitan dengan
program kompensasi insentif.
Pertama,
auditor harus menentukan metode kompensasi insentif yangdigunakan oleh klien
dan membaca kontrak-kontrak yang mendasariuntuk mengidentifikasi
istilah-istilah penting yang berhubungan denganprogram kompensasi insentif.
Metode yang umum digunakan mencakuppenggunaan baik opsi saham insentif maupun,
dalam beberapa kasus,hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali
digunakan untukmemberikan karyawan-karyawan kunci kas yang cukup
untukmenggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu, bukan menjualsaham guna
mendapatkan kas yang cukup untuk menggunakan opsi. Dalam hal akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian
besarperusahaan menyusun program opsi sahamnya untuk memenuhi
persyaratan APB No. 25, sehingga
mereka dapat menggunakanpendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan beban
kompensasi yangberkaitan dengan penggunaan opsi saham. Namun, hak
apresiasisahammengharuskan diakuinya beban kompensasi, tanpa
memperhatikanapakah hak itu digunakan selama periode berjalan atau tidak.
Auditorharus dengan cermat mengevaluasi ketepatan penerapan GAAP dalamkonteks
syarat-syarat kontrak yang berhubungan dengan opsi saham danhak apresiasi
saham.
Masalah
paling signifikan menyangkut program kompensasi insentifberhubungan dengan
pengungkapan yang memadai dalam laporankeuangan. FASB No. 123 mewajibkan
perusahaan untuk mengungkapkanlaba bersih dan laba per saham pro forma seperti
dalam menggunakanpendekatan nilai wajar. Akibatnya, auditor harus mengaudit
modelpenilaian yang digunakan untuk menentukan riilai wajar opsi saham.Pada
saat mengevaluasi kewajaran penyajian dalam laporan keuangan,auditor
mengevaluasi asumsi-asumsi yang mencakup suku bunga bebasrisiko, perkiraan umur
opsi, perkiraan volatilitas harga saham, danperkiraan dividen.
Auditor
juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapan termasuk deskripsi
program secara umum, serta jumlah dan rata ratatertimbang harga penggunaan opsi
yang masth beredar pada awal danakhir tahun, serta opsi yang diberikan,
digutiakan, dibatalkan, ataukadaluwarsa selama tahun berjalan.
Memverifikasi kompensasi Pejabat
Kompensasi pejabat sangat sensitif
terhadap audit karena dua alasan: (1)pengungkapan kompensasi pejabat secara
terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K yang diserahkan perusahaan terbuka
kepada SEC, dan (2) para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan
menerima gaji, bonus, opsi saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi
jumlah yang diotorisasi.
7.3 PROSEDUR AWAL
Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna mcnetapkan
konteks untuk mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. jika klien
adalah pabrikan, maka penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya
variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan jika klien itu mcrupakan
pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang
dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.
7.4 PROSEDUR ANALITIS
Hal yang sangat penting dilakukan ketika mengembangkan ekspektasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis bagi klien adalah penelaahan atas
pengalaman dan kecenderungan industri klien. Sebagai contoh, dengan mengetahui
penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan klien yang mencerminkan
keadaan perusahaan tersebut, dapat membantu auditor untuk menyimpulkan bahwa
penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan yang berhubungan dengan
keberadaan data klien yang digunakan dalam menghitung rasio perputaran
persediaan., melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang berkaitan dengan
penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga pasar.
7.5 PENGUJIAN RINCIAN
TRANSAKSI
Pengujian ini me1ibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan
penelusuran uutuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan.
·
Pengujian Ayat
Jurnal atas Akun Persediaan
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari
pengujian bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup
pemeriksaan dokumen pendukung.
a.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang
dagang atan bahan baku ke faktur penjual, laporan penerimaan, dan pesanan
pembelian.
b.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang
dalam proses atau barangjadi ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
c.
Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang
dagang dan barang jadi ke dokumen dan catatan penjualan.
d.
Ayat jumal kredit pada persediaan bahan
baku dan barang dalam proses ke catatan biaya pabrikasi dan laporan produksi.
7.6 PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik
Klien
Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi
laporan keuangan sebuah perusahaan.
SAS 1 (AU 331.09),piutang dan persediaan,mcnyatakan bahwa dari pengujian
substantive ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung mengenai
efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat
diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik
persediaan.
Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian
Penetapan waktu tergantung pada system persediaan yang dianut klien dan
efektifitas pengendalian internal. Dalam systcm persediaan periodic, kuantitas
ditentukan melalui perhitungan fisik,dan semua perhitungan telah ditentukan
pada tanggal tertentu yang mendekati
tanggal neraca.
Dalam system persediaan perpektual
dengan pengendalian internal yang efekiif,perhitungan fisik dapat dilakukan dan
dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal
interim.Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir
periode yang diaudit.
Rencana Perhitungan Persediaan
Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan rencana atau daftar
intruksi,yang mencakup hal-hal seperti :
·
Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk
mengawasi perhitungan persediaan
·
Tanggal perhitungan
·
Lokasi-lokasi yang dihitung
·
Intruksi terinci mengenai perhitungan akan
dilakukan
·
Penggunaan dan pengendalian label
persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
·
Ketentuan mengenai penangangan
penerimaan,pengirman dan perpindahan barang
·
Pemisahan atau identitikasi barang yang
bukan milik klien.
Melaksanakan Pengujian
·
Meneliti kecermatan para karyawan klien
mengikuti rencana perhitungan persediaan.
·
Memastikan bahwa semua barang dagang telah
diberi label.
·
Menentukan label persediaan bernomor urut dan
lembar kompilasi telah dikendalikan dengan semestinya.
·
Melakukan pengujian perhitungan dan
menelusuri kuantitas.
·
Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang
mungkin ada.
·
Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan
usang.
·
Menilai kondisi umum persediaan.
·
Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan
pengiriman terakhir yang digunakan.
·
Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi
barang persediaan yang lambat pergerakannya.
Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel
Statistik
Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan
situasinya. Selain itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode
yang digunakan untuk menentukan kuantitas yang diperlukan.
Pengamatan Persediaan Awal
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta
untuk memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode
sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh
kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan
klien, menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba
kotor terhadap persediaan.
Dampak Terhadap Laporan Auditor
Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan
awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka
auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit satndar.
Aplikabilitas Pada Asersi Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan
perhitungan persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian
ini merupakan sumber bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di
samping itu, pengujian ini juga berhubungan drngan asersi – asersi berikut :
Asersi Penjelasan
Kelengkapan Kuantitas
yang melebihi catatan perpetual menunjukkan
bahwa
catatan tidak lengkap.
Penilaian atau alokasi Kuantitas
yang diamati merupakan dasar untuk mengkompilasi
total
nilai dolar dalam ikhtisar persediaan.
Barang yang rusak dan
usang yang diamati dapat dinilai sebesar nilai realisasi bersih.
Namun pengamatan tidak
dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban karena barang yang ada
di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau untuk kemudahan
salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik
Pengujian Klerikalatas Akurasi Daftar Persediaan
Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar
perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang
yang dihitung.Harga barang – barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk
mendapatkan total nilai dolar persediaan yang ada ditangan. Karena daftar ini
menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam
menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan,
auditor harus melakukan penujian klerikal tertentu untuk memastikan bahwa daftar
itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik.
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang
tampak dalam daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara
kuantias dengan harga per unit atas dasar pengujian.
Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian ini mencakup pemeriksaan
atas dokumentasi pendukung baik untuk harga pokok maupun nilai pasar
persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan asersi penilaian
atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur penetapan harga yang digunakan konsisten
dengan yang digunakan dalam tahun – tahun sebelumnya.
Review atas catatan persediaan
perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode
penetapan harga yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan.
Sebaliknya, konsistensi penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat
kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam audit yang berulang dan / atau laporan
keungan sebelumnya.
Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi
Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan
barang jadi yang dilakukan auditor tergantung pada realibilitas catatan
akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien dalam
mengakumulasikan biaya – biaya tersebut.
Apabila asersi klien mengenai sifat
persediaan berhubungan dengan hal – hal yang sangat bersifat teknis, auditor
mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar. Sebagai contoh, hal ini mungkin
saja terjadi, dalam perusahaan minyak yang memiliki mutu minyak dan pelumas
yang berbeda, atau pada took perhiasan yang memiliki permata dengan karat yang
berbeda dan jam tangan hiasan permatanya berlainan.
Mengkonfirmasi Persedian Pada Lokasi – Lokasi Di Luar Entitas
Apabila persediaan klien disimpan di
gudang atau pada jasa penyimpan (custodian)
luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu
melalui komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap
memadai kecuali bila jumlah yang terlibat merupakan proposi yang signifikan
dari aktiva lancer atau total aktiva. Dalam kasus ini, AU 331.14 menyatakan
bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih dari prisedur – prosedur berikut
ini :
·
Pengujian prosedur pemilik untuk
menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi kinerja penjaga gudang.
·
Mendapatkan laporan akuntan independent
mengenai prosedur pengendalian yang diterapkan penjaga gudang berhubungan
dengan penyimpanan barang dan, jika ada, penjaminan tanda terima, atau
menerapkan prosedur alternative atas gudang untuk mendapatkan keyakinan yang
layak bahwa informasi yang diterima dari penjaga gudang dapat diandalkan.
·
Mengamati perhitungan fisik barang, jika
praktis dan layak.
·
Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan
sebagai agunan, maka konfirmasikam kepada pemberi pinjaman mengenai rincian
yang berkaitan dengan tanda terima yang dijaminkan itu ( atas dasar pengujian
jika tepat).
Memeriksa Perjanjian Dan Kontrak Konsinyasi
Auditor juga harus mengajukan pertanyaan
kepada manajemen tentang semua barang yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika
barang disimpan atas dasar konsinyasi, maka syarat –syarat dalam perjanjian itu
harus diperiksa.
Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
Tanggung jawab auditor atas kualitas
terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup memperoleh informasi mengenai
hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan menentukan apakah
persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan atau dikonsumsi,
dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan :
·
Mengamati perhitungan persediaan yang
dilakukan klien
·
Melakukan scanning atas catatan persediaan
perpetual untuk mengetahui barang – barang yang lambat bergerak
·
Menelaah laporan produksi pengendalian mutu
Selain itu, auditor juga dapat
menggunakan pengalamannya sebatas yang memungkinkan dan menelaah penjualan
persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga pokok bila
dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan :
·
Membandingkan harga pokok barang – barang
persediaan dengan catalog penjualan tahun berjalan.
·
Menelaah perputaran persediaan setelah
akhir tahun
·
Mempertimbangkan apakah perubahan dalam
biaya pengganti merupakan indicator berubahnya kondisi pasar
·
Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai
persediaan yang lambat bergerak dan usang serta nilai persediaan yang dapat
direalisasi melalui penjualan
7.7
Komparasi Pelaporan
Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Dalam pelaporan persediaan di laporan keuangan,
persediaan harus dilaporkan di neraca dengan pengelompokan tertentu berdasarkan
kelompok utama persediaan pada perusahaan yang bersangkutan, demikian pula
untuk harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Selain itu, dalam laporan perlu diungkapkan metode harga pokok yang digunakan,
penjaminan persediaan dalam rangka penarikan utang, dan adanya komitmen
pembelian.
Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh
melalui pengujian substantif. Bukti selanjutnya bisa diperoleh melalui review
atas notulen rapat dewan komisaris dan hasil pengajuan pertanyaan kepada
manajemen. Berdasarkan bukti dan pembandingan antara laporan keuangan klien
dengan prinsip akuntansi berlaku umum, auditor menentukan ketepatan penyajian
dan pengungkapan.
Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh melalui
berbagai pengujian substantif, auditor akan dapat menarik kesimpulan untuk
setiap tujuan audit saldo rekening persediaan.
Jasa – Jasa Bernilai Tambah dalam Siklus Produksi
Manajemen persediaan merupakan proses
inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang
grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan profibilitas dan arus kas.
Pada saat mengevaluasi masalah – masalah seperti nilai realisasi bersih
persediaan, auditor harus memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya
produk pengganti atau perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi
pengetahuan dan pemehaman tentang hal ini dengan klien.
makasih materinya :)
BalasHapus